TRAVEL NEWS
Penelitian: Monyet di Ubud Anggap Batu sebagai Mainan Seks

Penelitian terbaru menunjukkan monyet ekor panjang di Ubud, Bali, menjadikan batu sebagai alat masturbasi atau mainan seks.
Melansir Live Science, para peneliti yang mempelajari perilaku monyet ekor panjang atau Macaca fascicularis menemukan bahwa monyet-monyet di Ubud itu berulang kali mengetuk dan menggosokkan alat kelaminnya ke batu. Tujuannya untuk kesenangan.
Temuan yang pertama kali dipublikasikan dalam jurnal Ethology pada awal Agustus ini memberikan bukti lanjutan untuk hipotesis tentang peran mainan seks pada hewan yang pernah disimpulkan sebelumnya.
Yakni, penemuan yang diterbitkan dalam jurnal Physiology & Behavior pada 2020 lalu. Penelitian mengajukan hipotesis soal mainan seks pada kera jantan.
Penelitian dilakukan pada sejumlah monyet yang berada di dalam kawasan Mandala Wisata Wenara Wana atau Monkey Forest Ubud. Tempat ini merupakan cagar alam dan kompleks candi yang terletak di Desa Padangtegal, Ubud, Bali. Cagar alam tersebut menjadi tempat bagi sekitar 749 ekor monyet kera panjang hidup.
Tim peneliti menemukan bahwa monyet jantan dan betina dari kelompok usia berbeda menggunakan batu untuk bermain dengan dirinya sendiri.
Tetapi, monyet betina lebih pemilih untuk urusan memilih batu yang akan digunakan. Sementara itu, monyet jantan disimpulkan lebih sering melakukan aktivitas seks dengan batu.
"Anda memang akan melihat mereka mengetuk dan menggosokkan kelaminnya secara teratur. Mereka tidak terus-menerus melakukannya," ujar penulis utama studi dari University of Lethbridge, Kanada, Camilla Cenni.
Selain itu, sejumlah monyet menjadikan batu sebagai mainan. Mereka selalu membawa batu saat berjalan-jalan ke berbagai area.
Cenni menduga penggunaan batu ini kemungkinan hanya terlihat pada populasi tertentu. Penemuan ini hanya didokumentasikan di Ubud, Bali.
"Ketika kita berbicara tentang penggunaan alat pada hewan, kita biasanya berpikir tentang contoh yang bergantung pada kelangsungan hidup," ujar Cenni.
Sebagai contoh, simpanse (Pan troglodytes) menggunakan batu untuk memecahkan kacang agar dapat memakannya.
"Namun, ada penelitian yang menunjukkan bahwa menggunakan benda sebagai alat tak melulu soal kelangsungan hidup. Ini menjadi sebuah contoh," ujar Cenni.
Baca juga: Seharian di Ubud, Enaknya ke Mana Ya? |
Simak Video "Kemenparekraf Sambut Ratusan Turis Tiongkok di Bali"
[Gambas:Video 20detik]
(fem/fem)