TRAVEL NEWS
Dikira Pawai Marching Band, Padahal Ritual Pemakaman Orang Filipina

Selain soal setir kiri, hal unik lainnya di Filipina adalah prosesi pemakaman. Jenazah dibawa dengan kereta kencana menuju gereja sebelum dimakamkan.
Travel influencer Decky Tri menceritakan pengalaman-pengalaman mengagetkan ketika pertama kali datang ke Filipina. Salah satunya ketika ia mengunjungi Kota Vigan yang berada di sebelah barat Pulau Luzon.
Di Vigan, ia sempat menyaksikan iring-iringan kereta kuda yang diikuti sejumlah orang. Dari video yang ia bagikan di Instagramnya @deckytri_id, terdengar pula musik yang dimainkan dalam iring-iringan tersebut.
"Saya kira ada marching band, ada pawai. Ternyata itu pengantaran jenazah. Itu salah satu culture shock yang saya alami," kata Decky.
![]() |
Tradisi pemakaman di Filipina memang terbilang unik. Sebagai negara dengan mayoritas masyarakatnya penganut Katolik, tentu mereka melakukan prosesi pemakaman sesuai agama yang dianut. Akan tetapi sebelum Katolik masuk, orang-orang Filipina juga sempat menganut kepercayaan Hindu dan Buddha. Sehingga akulturasi budaya dalam pemakaman amat terlihat di sana.
Profesor Susah Russell dari Nothern Illinois University pernah menjelaskan bahwa kematian selalu menjadi peristiwa yang menandai tradisi masyarakat. Di Filipina, pemakaman biasanya disertai dengan prosesi dan musik desa yang muram sebagai bagian penting dari praktik ritual Katolik Roma.
![]() |
Sementara itu dalam sebuah esai yang ditulis Aaron Simon Caparaz, pemakaman adalah acara yang sangat khusyuk bagi orang Filipina. Keluarga akan melihat jenazah sebelum peti ditutup.
Peti itu kemudian dipindahkan dari rumah dengan posisi bagian kaki keluar lebih dahulu. Lalu, peti itu dimasukkan ke kereta kuda atau dibawa oleh orang-orang terpilih.
"Proses pemakaman tradisional di Filipina melibatkan orang-orang berjalan kaki ke gereja dan makam, tidak peduli seberapa jauh jaraknya," tulisnya.
Simak Video "Jenazah di Bali yang Tak Dikubur "
[Gambas:Video 20detik]
(pin/fem)