Hotel bertema sepakbola milik legenda MU Ryan Giggs dan Gary Neville merugi hingga 3,2 juta Poundsterling. Kini hotel tersebut berhutang hingga 10 juta Pound.
Sektor pariwisata dan perhotelan di seluruh dunia terdampak dengan hebat oleh pandemi. Hotel yang dimiliki oleh legenda Manchester United Ryan Giggs bersama rekan setimnya, Gary Neville juga jadi salah satu korbannya.
Dilansir dari Daily Star, hotel bertemakan sepakbola bernama Hotel Football yang terletak dekat stadion Old Trafford ini alami kerugian hingga 3,2 juta Poundsterling atau sekitar Rp 54,8 miliar dalam dua tahun terakhir. Perusahaan di balik berjalannya hotel ini adalah Old Trafford Supporters Club Ltd.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan Old Trafford Supporters Club ini didirikan oleh Gary Neville pada tahun 2012. 4 bulan setelah pembentukannya, Ryan Giggs kemudian bergabung dan ikut menjadi direktur bersama Neville.
Dalam sebuah dokumen keuangan milik perusahaan tersebut terlihat bahwa mereka merugi hingga 1,15 juta Poundsterling pada tahun 2021. Sementara pada tahun 2020 mereka mengalami kerugian lebih besar hingga 2,04 juta Pound.
Mengenai angka yang dipublikasikan ini, Gary Neville mengatakan bahwa dunia perdagangan dan saham tidak pernah normal selama dunia berada dalam kondisi pandemi. Ia juga mengungkapkan bahwa bisnis terpukul hebat akibat aturan pembatasan serta lockdown yang diberlakukan.
Kemudian setelah dunia bangkit, Neville mengungkapkan bahwa tantangan untuk bisnisnya masih tetap ada. Hanya dalam bentuk yang berbeda.
"Permasalahan pasca pandemi ada di seputar inflasi dan pasar tenaga kerja yang berlanjut hingga hari ini," ujarnya.
Meski begitu, ia menjelaskan bahwa tim direkturnya tetap melanjutkan investasi mereka di hotel ini. Menurut mereka, hal ini penting untuk dilakukan agar kualitas operasional dan properti mereka tetap terjaga bahkan meningkat di periode pasca pandemi ini.
"Para direktur merasa bahwa apapun yang terjadi, kualitas brand dan properti yang mereka kelola tidak bisa dikorbankan," kata Neville.
Selama mengalami kerugian, mereka menjalankan bisnisnya di atas pinjaman yang diberikan oleh perusahaan induk mereka, Orchid Leisure Ltd. Perusahaan tersebut meminjamkan dana sebesar 10,2 juta Poundsterling atau Rp 174,8 miliar kepada Hotel Football.
Pada periode pasca pandemi ini pihak hotel dan perusahaan induk yakin bahwa Hotel Football dapat berjalan dengan kakinya sendiri. Tingkat okupansi hotel saat ini telah berada pada level yang sama seperti masa sebelum pandemi. Di tahun 2022, angka yang didapatkan hotel pun terlihat menjanjikan.
Baca juga: Fans MU Sabar Ya... Ini Ada Bakso Gratis! |
"Berdasarkan data tersebut, para direktur percaya bahwa perusahaan akan memiliki dana yang cukup untuk membayar hutang yang akan jatuh tempo setidaknya dalam 12 bulan ke depan," kata Neville.
(ysn/ysn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol