Kenaikan harga BBM menjadi topik hangat di tengah masyarakat Indonesia. Kenaikan ini tentu berpengaruh pada industri pariwisata.
Pemerintah memutuskan menaikkan harga BBM bersubsidi pada Sabtu (3/9/2022). Harga pertalite naik dari sebelumnya Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter (naik sekitar 31 persen).
Harga per liter solar subsidi naik dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 (naik sekitar 32 persen). Adapun harga pertamax nonsubsidi naik dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter (naik sekitar 16 persen).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, isu kenaikan tiket pesawat juga masih jadi buah bibir. Naiknya avtur membuat traveler beralih dari penggunaan pesawat menjadi transportasi darat seperti bus atau roda 4.
Tapi kalau sudah begini, artinya ada kenaikan harga di semua transportasi. Kampanye wisata yang digadang-gadang #DiIndonesiaSaja jadi terasa kurang sreg dengan naiknya biaya transportasi.
Baca juga: BBM Naik, Liburan ke Bunaken Tambah Mahal? |
detikTravel mencoba menghubungi Djoko Setijowarno, Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat. Dirinya meminta traveler untuk tidak panik.
"Kenaikan harga BBM, sesungguhnya peluang bagi pemerintah untuk menata angkutan umum, baik penumpang maupun barang. Sebaiknya harga BBM bersubsidi untuk angkutan umum yang berbadan hukum tidak perlu naik," ucapnya.
Lebih lanjut, Djoko menjelaskan bahwa hal itu dilakukan dalam upaya untuk mempercepat seluruh angkutan umum memiliki badan hukum. Selama ini cukup banyak angkutan umum tidak berbadan hukum, baik penumpang maupun barang. Bahkan sekarang ini, negara tidak tahu secara pasti berapa jumlah angkutan barang dan penumpang.
"Memang ada kenaikan tarif sewa bus sebanyak 10 persen, tapi biasanya meredup tidak akan lama," jelasnya.
Di Jawa Tengah sendiri, kisaran penyewaan harga bus menjadi Rp 3,5-4 juta per hari. Solusi paling tepat adalah dengan menunda liburan luar daerah atau luar negeri.
"Tetap bisa berwisata, minimal lokal dengan harga terjangkau," tuturnya.
Djoko melihat adanya penundaan traveling 1-2 bulan ke depan. Namun industri pariwisata akan tetap berjalan seperti biasa. "Tidak sampai satu bulan lagi, sudah mulai bergerak untuk wisata. Kumpulkan uang dulu saja dan tetap berwisata," pungkasnya.
Baca juga: 10 Negara dengan Harga BBM Termahal di Dunia |
(bnl/ddn)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan