Sebelum Dijewer Jokowi, Imigrasi Lebih Dulu Banjir Komplain dari Pembuat Paspor

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Sebelum Dijewer Jokowi, Imigrasi Lebih Dulu Banjir Komplain dari Pembuat Paspor

Syanti Mustika - detikTravel
Senin, 12 Sep 2022 13:19 WIB
Ilustrasi Paspor Indonesia
Foto: detikcom/Ari Saputra
Jakarta -

Presiden Jokowi secara tegas menyentil masalah lambannya pelayanan imigrasi. Selain Visa on Arrival dan KITAS, traveler mengeluhkan pembuatan paspor.

Orang nomor satu RI itu bahkan mewacanakan perombakan total di tubuh Imigrasi. Jokowi merasa malu dengan banyaknya keluhan soal pelayanan Imigrasi, di antaranya dari turis dan investor yang menyebut sulitnya mengurus VoA atau Visa on Arrival dan KITAS atau Kartu Ijin Menetap Sementara.

Sebelum Jokowi menyentil Imigrasi, netizen lebih dulu mengungkapkan keluhan soal antrean pembuatan paspor di sejumlah kantor Imigrasi. Bahkan, ada yang mengantre dari dini hari. Selain itu, bahkan hingga kini layanan e-paspor sulit didapatkan. Adapun, di kantor Imigrasi Papua.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilihat dari akun Instagram Ditjen imigrasi, Senin (12/9/2022) keluhan traveler mengenai penggunaan aplikasi -paspor, pembuatan paspor dan epaspor masih muncul.

"Kok aplikasi m-paspor error? Lapor gak diladenin, gimana sih pelayanannya? Saya mau buat paspor aja dipersulit," tulis akun @navyblu****.

ADVERTISEMENT

"Dari 3 bulan lalu sampai pagi ini tgl 11 sept 2022 daftar M paspor sdh isi data tapi lokasi tidak ad ayg di jakarta semua di papua, ternate, aceh, palu,........ gimana nih. Ntar disuruh dtg ke kantor imkgrasi terdekat di bilang ini itu PHP ujung2 bayar 1,4 juta buat E paspor seperti saudara dan anak@pertamaku........tolong dong diperbaiki sistem nya..... masa sudah dadi awal tahun sampai skrg sistem seperti ini," tulis @miraayu2***.

"Mengapa kantor imigrasi sekarang jadi seperti "jualan" paspor elektronik? Saya mendaftar perpanjangan paspor di aplikasi M Paspor memilih jenis paspor elektronik dan kantor imigrasi terdekat yang muncul adalah kanim di luar Jakarta bahkan di luar pulau Jawa.
Ketika saya ubah menjadi paspor biasa, kantor imigrasi terdekat bisa muncul. Saat saya tanya petugas mengapa tidak bisa paspor elektronik, jawabannya blanko paspor elektronik tidak tersedia sudah 4 bulan ini. Anehmya teman saya bisa memiliki paspor elektronik padahal baru bulan lalu mengurusnya. Ketika saya konfirmasi, petugasnya menjawab bisa tapi lewat jalur pecepatan yaitu dengan membayar sejuta di luar biaya paspor. Apakah kantor imigras tidak merasa malu melakukan praktik "penjualan" paspor elektronik seperti ini? Pantas pak Jokowi sampai minta menkumham mengganti pejabat di kantor imigrasi karena pelayanannya memang jauh dari reformasi. Kalau memang tidak bisa menyediakan paspor elektronik atau polikarbonat, hapus dari pilihan di aplikasi M Paspor. Jangan menyusahkan seperti ini. Seharusnya aplikasi M Paspor itu membantu percepatan dan pengaturan antrian, lha ini koq malah ada jalur percepatan dengan biaya khusus. Di kantor imigrasi mana di Jakarta yang bisa menyiapkan paspor elektronik tanpa biaya tambahan? Terima kasih," tulis @areciv***.

Selain mengeluhkan pembuatan paspor, ada juga netizen yang mengungkapkan kekesalannya pengurusan KITAS yang lama.

"Mau tanya donk kenapa imigrasi lama banget untuk pengurusan KITAS !!!!!! lamanya pake banget nget nget sampe orang stresse," tulis @ms.flo**3

Di balik banyaknya pertanyaan dan keluhan yang memenuhi kolam komentar Instagram di Ditjen Imigrasi, sejumlah traveler juga memasang harapan supaya ada perubahan setelah dikritik Presiden Jokowi.

"Alhamdulillah pak Jokowi sudah ada Raker di istana dengan pak mentri Yasona mengenai Visa, πŸ™ semogaaa visa untuk semua dipeemudah. VOA , ITAS, ITAP , , bismillah Aminnn," tuils @yuniadan***.

Jokowi sentil layanan Imigrasi

Presiden Jokowi menyebut layanan Imigrasi dikeluhkan bukan hanya oleh investor, tetapi juga turis. Untuk turis berkaitan dengan Visa on Arrival, warga asing yang bekerja di Indonesia juga kerap menyebut sulit untuk mendapatkan KITAS atau kartu izin tinggal terbatas.

Presiden Jokowi menilai Imigrasi kerap menyulitkan tenaga kerja asing yang membutuhkan Kitas. Begitu pula dengan turis yang membutuhkan visa on arrival. Saking berulangnya kasus, sampai-sampai Jokowi merasa malu.

"Saya terus terang dapat suara-suara seperti itu, sudah malu juga," ujar Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi meminta adanya perubahan dalam layanan imigrasi. Itu agar arus investasi menjadi lebih baik dan jumlah wisatawan asing meningkat.

"Sehingga apa? Akhirnya apa? Menyulitkan. Ini yang diubah total, harus. Yang seharusnya auranya adalah memudahkan dan melayani, harus berubah total. Kalau kita ingin investasi datang, turis datang, harus diubah," ujar Jokowi.

Traveler mempunyai pengalaman serupa?




(sym/fem)

Hide Ads