Kisah Arthur Kiong, dari DJ Jadi Hoteliers yang Punya 16.500 Kamar

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Sosok

Kisah Arthur Kiong, dari DJ Jadi Hoteliers yang Punya 16.500 Kamar

Dadan Kuswaraharja - detikTravel
Kamis, 15 Sep 2022 23:02 WIB
CEO Far East Hospitality (FEH) Arthur Kiong
CEO FEH Arthur Kiong Foto: Far East Hospitality
Jakarta -

Di sela-sela kesibukannya mengelola 16.500 kamar hotel, CEO Far East Hospitality (FEH) Arthur Kiong menyempatkan diri datang ke Indonesia dari Singapura. Pria humoris itu sudah malang melintang di dunia perhotelan selama lebih dari 30 tahun.

Arthur pertama kali bergabung dengan FEH pada bulan Juli 2012. Dengan tangan dinginnya, dia membentuk berbagai perusahaan patungan. Selama 9 tahun di bawah Arthur, properti kelolaan FEH melonjak dari 18 properti menjadi 105 properti di 9 negara yakni Austria, Australia, Denmark, Jerman, Hungaria, Jepang, Malaysia, Selandia Baru, Singapura dan negara lain termasuk Indonesia sudah masuk bidikan Arthur dengan rencana membuka 2 properti di Jakarta, Surabaya dan Bali.

Berbagai krisis dunia harus dia hadapi, mulai dari krisis minyak tahun 1985, Perang Teluk 1990-an, krisis keuangan Asia tahun 1998-an, lalu teror 9/11 di AS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya saat itu tengah berada di New York, membuka 2 hotel Ritz Carlton, sebagai managing director, saya mengatur pembukaan hotel, lokasinya berdekatan dengan World Trade Center," kenangnya.

Krisis paling mutakhir pastinya wabah SARS di Hong Kong dan COVID yang melanda seluruh dunia.

ADVERTISEMENT

Tapi yang menarik, Arthur Kiong ternyata mengawali karirnya sebagai seorang DJ Radio.

"Pendengar saya rata-rata anak muda, jadi saya harus cuap-cuap tentang apa yang mereka sukai, misalnya menyampaikan salam buat teman-teman pendengar, anak muda tidak suka geopolitik, jadi kita harus mengetahui siapa audiens kita," ujarnya sambil menirukan gerak-gerik saat menjadi seorang DJ radio.

Begitu halnya dengan dunia perhotelan, hoteliers harus tahu dengan siapa mereka berhadapan, atau siapa konsumennya. Karena itulah FEH yang mengelola sekitar 16.500 kamar hotel di berbagai negara seperti Singapura, Malaysia, Australia punya hotel yang berbeda untuk jenis konsumen yang berbeda.

Mereka punya Oasia, Quincy, (tentang 2 hotel ini sudah detikTravel sampaikan di artikel sebelumnya), ada juga Outpost Hotel sebuah hotel yang tidak memperkenankan anak kecil masuk, kemudian ada hotel menarik lainnya, The Barracks Hotel. Barracks Hotel aslinya adalah rumah buat para serdadu Inggris di Singapura. Bangunan itu kemudian direstorasi dan menyajikan pengalaman menarik untuk para penggila heritage.

Kemudian ada hotel Village yang menawarkan sensasi lokal Singapura.

"Kami juga punya hotel yang khusus untuk tamu seperti saya, tidak mau dipusingkan dengan teknologi, mereka hanya minta yang sederhana, langsung tidur, atau misalnya kunci ke kamar. Dengan pengalaman yang didapatkan tamu ini mereka akan bilang ke orang lain," ujarnya.

Jadi hotel menurutnya harus menciptakan destinasi yang akan dituju tamu. "Bagaimana kita membuka kreativitas itu kunci penting," ujarnya.

Total FEH punya 10 merek hotel yang unik dan saling melengkapi. Hotel-hotel itu adalah Oasia, Quincy, Rendezvous, Village, Far East Collection, A by Adina, Adina Hotels, Vibe Hotels, Travelodge Hotels dan Collection by TFE Hotels. Hotel-hotel ini menawarkan tamu dengan keragaman pilihan dan lokasi. Wajar rasanya jika hotel-hotel kelolaan FEH selalu menjadi langganan penghargaan.




(ddn/wsw)

Hide Ads