WNI Bisa Transit di Singapura, Ini Rekomendasi Destinasi yang Moslem Friendly

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

WNI Bisa Transit di Singapura, Ini Rekomendasi Destinasi yang Moslem Friendly

Putu Intan - detikTravel
Rabu, 22 Sep 2021 14:03 WIB
Merlion di Singapura
Foto: (Lita Leana/d'Traveler)
Jakarta -

Singapura memperbolehkan traveler Indonesia untuk transit mulai 22 September 2021.

Kabar baik untuk traveler Indonesia yang rindu berlibur ke Singapura karena saat ini negara itu sudah mulai membuka diri meski hanya untuk sekedar transit. Keputusan ini diambil Singapura usai melihat kondisi COVID-19 di Indonesia yang mulai membaik.

"Melihat kondisi di Indonesia yang kian membaik, semua penumpang pesawat dengan sejarah berkunjung ke Indonesia selama 21 hari terakhir akan diizinkan untuk transit ke Singapura terhitung dari 22 September 2021," bunyi informasi resmi dari Kemenkes Singapura.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa syarat yang perlu dipenuhi traveler Indonesia termasuk melakukan tes swab PCR di Bandara Changi. Walau belum membuka diri untuk keperluan wisata, traveler yang punya kepentingan mendesak di Singapura bisa masuk dengan melengkapi syarat berikut:

1. Menjalani tes PCR dalam 48 jam sebelum ketibaan di fasilitas medis atau laboratorium atau klinik yang berakreditasi internasional.

ADVERTISEMENT

2. Membawa dokumen hasil tes PCR dalam bahasa Inggris (atau memiliki terjemahan bahasa Inggris). Dokumen tersebut harus berisi hasil serta tanggal tes, nama wisatawan dan tanggal lahir atau nomor paspor yang digunakan untuk ke Singapura.

3. Menjalani tes PCR setibanya di Singapura.

4. Menjalani karantina (Stay At Home Notice atau SHN) selama 14 hari di tempat yang telah ditentukan (SHN-Dedicated Facilities atau SDF).

5. Menjalani tes PCR COVID-19 pada akhir periode karantina.

6. Menjalani tes rapid antigen pada hari ketiga, ketujuh, dan ke-11 setelah ketibaan mereka di Singapura.

Nah berikut rekomendasi destinasi ramah muslim di Chinatown Singapura saat wisata Singapura dibuka kembali:

1. Menginap di hotel trendi dan estetik daerah Chinatown

Chinatown SingapuraKamar hotel Scarlet Foto: dok. Singapore Tourism Board

Berdasarkan informasi dari Singapore Tourism Board (STB), traveler dapat menginap di hotel-hotel Chinatown. Di sana banyak hotel trendi dengan desain modern aesthetic dan fasilitas lengkap untuk wisatawan. Jarak rata-rata hotel di Chinatown sangat dekat dengan stasiun MRT.

Berikut rekomendasi hotel trendi dan estetik dengan lokasi strategis di Chinatown Singapura:

The Clan Hotel

Hotel di bawah naungan Far East Hospitality ini terkenal akan desainnya yang aesthetic, menggabungkan desain modern dengan unsur tradisional.

Salah satu daya tarik dari hotel ini adalah perlengkapan upacara minum teh tradisional yang menjadi fasilitas di setiap kamar.

Saat datang, tamu juga diajak memilih lima camilan impor gratis sesuai selera. Tamu juga dapat menikmati sarapan dari makanan fusion ala lokal, barat, dan China.

Hotel ini tepat berada di sebelah Stasiun MRT Telok Ayer, hanya berjarak jalan kaki dua menit.

Hotel Mono

Hotel Mono memiliki konsep chic, modern, dan minimalis. Eksterior dan interior hotel didominasi dengan warna putih sehingga memberikan kesan bersih dan terang.

Jarak hotel ke Stasiun MRT Chinatown sangat dekat, dapat ditempuh degan jalan kaki satu menit. Anda juga dapa menuju pusat belanja Chinatown Point jalan kaki dua menit. Daerah sekitar hotel ada banyak sekali restoran dan kafe.

The Scarlet Singapore

Hotel ini tampak memukau dengan gedung sudut bergaya arsitektur art deco. Gedung hotel ini merupakan bangunan bersejarah yang masih terawat dengan sangat baik dari 1924.

Jarak hotel ini hanya satu blok dari pusat perbelanjaan dan restoran Ann Siang Road dan hanya butuh berjalan kaki delapan menit ke pusat Chinatown. Anda juga bisa menuju stasiun MRT terdekat yaitu Maxwell dengan berjalan kaki tiga menit dari hotel ini.

2. Beribadah di Masjid Jamae (Chulia) yang bersejarah

Chinatown SingapuraMasjid Jamae. Foto: dok. Singapore Tourism Board

Masjid Jame (Chulia) adalah masjid bersejarah di Singapura yang dibangun pada 1826. Awalnya masjid ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan kaum Chulia atau Muslim Tamil akan tempat ibadah.

Arsitektur Masjid Jame (Chulia) sangat unik karena menggabungkan elemen budaya barat dan timur. Arsitektur masjid ini menggabungkan gara Indo-Islam India Selatan, neo klasik ala Eropa, dan ubin ala China.

Sejak abad ke-19, Masjid Jamae masih mempertahankan bentuk aslinya. Hanya ada sedikit perbaikan dan cat ulang. Masjid Jamae Chulia ditetapkan sebagai monumen nasional pada 1974.

Wisatawan Muslim dan Non-Muslim diizinkan berkunjung ke masjid ini dengan aturan mengenakan busana sopan dan tertutup, serta membuka alas kaki.

Alamat: 218 South Bridge Rd, Singapura 058767

Website: https://www.masjidjamaechulia.sg/

Selanjutnya Rumah Tradisional

3. Berkunjung ke rumah tradisional peranakan NUS Baba House

Chinatown SingapuraNUS Baba House. Foto: dok. Singapore Tourism Board

Rumah bersejarah yang dibangun pada 1857 ini merupakan aset sejarah Singapura yang menceritakan budaya peranakan Singapura.

Arsitektur dan interior NUS Baba House yang mencerminkan peranakan tradisional, semuanya dalam kondisi masih utuh dan sangat baik.

NUS sendiri merupakan singkatan dari National University of Singapore yang membeli dan memugar rumah ini.

Di sini Anda dapat menemukan lebih dari 2.000 artefak barang antik dan hiasan khas Peranakan. Dari mebel, peralatan rumah tangga, keramik, foto, buku, tekstil, dan lukisan.

Cara berkunjung ke NUS Baba House, Anda diperlukan untuk mendaftar melalui situs mereka di situs https://peatix.com/group/15343/events.

Alamat 57 Neil Road Singapore 088883

Nomor telpon:(+65) 6227 5731

Email: babahouse@nus.edu.sg

Website: https://babahouse.nus.edu.sg/

4. Belajar sejarah imigran China Singapura di Chinatown Heritage Centre

Chinatown SingapuraChinatown Heritage Centre. Foto: dok. Singapore Tourism Board

Rasanya kurang afdol jika berkunjung ke Chinatown tanpa mengetahui sejarahnya. Chinatown Heritage Centre adalah tempat yang tepat untuk belajar mengenai sejarah kawasan Chinatown.

Uniknya museum ini berada di kawasan pertokoan, yang memang dibuat untuk menunjukkan toko orisinal Chinatown pada 1950-an.

Di Chinatown Heritage Centre, Anda juga dapat belajar mengenai perjalanan imigran dari China ke Singapura pada akhir abad 19. Terdapat fasilitas tur audio dan pameran interaktif di museum ini. Saat ini Chinatown Heritage Centre ditutup dalam rangka perbaikan. Nantikan pembukaan dan simak informasi waktu buka melalui situs resminya.

5. Wisata kuliner di Chinatown

Chinatown SingapuraCurry Fish Head. Foto: dok. Singapore Tourism Board

Ada banyak tempat untuk berwisata kuliner di Chinatown Singapura yang menawarkan rasa orisinal dari berbagai budaya kuliner setiap negara.

Makanan halal seperti kway teow, bebek panggang, mi tarik, omelet kerang, disajikan oleh restoran bintang Michelin sampai pusat jajanan kuliner.

Anda dapat mengunjungi Chinatown Complex, rumah dari 260 pusat jajanan kuliner dengan harga makanan yang terjangkau. Masih ada Maxwell Food Centre, pusat jajanan kuliner dengan banyak gerai makanan yang masuk Michelin Bib Gourmand.

Selain pusat jajanan kuliner, Anda dapat menuju distrik kuliner di Chinatown seperti Everton Park yang punya sederet kafe hipster kekinian, Ann Siang Road dan Club Street dengan banyak restoran trendi di sepanjang jalan.

Di Chinatown juga terdapat beberapa restoran halal, seperti berikut:

Segar Restaurant

Restoran dengan sertifikat halal ini menawarkan makanan oriental khas Singapura dan aneka boga bahari segar.

Porsinya terkenal besar, sehingga cocok untuk santap bersama keluarga. Makanan yang terkenal di Segar Restaurant di antaranya kari kepala ikan dan ayam claypot.

Tongue Tip Lanzhou Beef Noodles

Restoran ini menawarkan la mian atau mi halal daging sapi. Resep ini dibuat oleh orang Hui atau Muslim China sejak zaman Dinasti Tang.

Mi di restoran ini baru akan diulen dan dibentuk saat ada pesanan, jadi rasanya sangat segar.

Aisyah Restaurant

Restoran ini menawarkan makanan ala Xinjiang, China yang halal. Makanan favorit di sini ada mi kuah daging sapi dan sate domba.

Di sini adalah tempat untuk menemukan makanan autentik khas Xinjiang yang jarang ditemui.

Alamat: SG, Telok Ayer St, 176, Singapura

Nomor telepon: +65 9372 4321

6. Belanja oleh-oleh unik dari Chinatown

Anda bisa menemukan banyak barang dan makanan unik untuk jadi oleh-oleh Chinatown. Pagoda Street menjadi kawasan pertokoan andalan untuk membeli oleh-oleh seperti gantungan kunci, dompet, dan kaos dalam jumlah banyak dan harga murah.

Namun, jika ingin memilih oleh-oleh anti-mainstream, cobalah untuk berkunjung ke Pek Sin Choon, toko teh yang buka sejak 1925.

Anda bisa menemukan teh dari berbagai penjuru dunia dan aksesoris minum teh dengan bentuk lucu. Toko teh ini punya tradisi menyediakan teh gratis setiap hari di depan tokonya. Tujuan awalnya untuk melegakan dahaga para buruh yang bekerja dan tinggal di daerah sekitar toko.

Namun, tradisi ini terus berlanjut sampai sebelum pandemi. Teh bisa dinikmati siapa saja, termasuk wisatawan.

Ada pula Chop Wah On, toko minyak angin dan balsam yang berkhasiat untuk kesehatan. Toko ini buka sejak 1916 dan kini juga menawarkan berbagai minyak aroma terapi dengan wangi yang harum. Minyak angin dan balsam dari Cho Wah On sangat diminati warga lokal dan wisatawan.

7. Tur naik becak yang seru

Ingin coba sensasi tur yang berbeda di Chinatown? Mari coba tur naik becak di Trishaw Uncle. Tur ini akan dipandu uncle (sebutan untuk laki-laki dewasa di Singapura) yang handal mengendarai becak.

Jangan khawatir karena para uncle yang pintar bercerita dan handal menarik becak, sudah memiliki lisensi yang terpercaya.

Becak menjadi kendaraan yang ramah lingkungan untuk menelusuri lorong dan jalanan di Chinatown. Anda akan diajak jalan-jalan dan jajan makanan halal dalam tur selama 45 menit.

Tur keliling naik becak ini dihargai 49 dollar Singapura atau setara Rp 520.000 per orang, dengan satu becak berkapasitas dua orang penumpang.

8. Berfoto di lukisan dinding karya seniman lokal

Chinatown SingapuraMural di Singapura. Foto: dok. Singapore Tourism Board

Chinatown juga punya banyak mural atau lukisan dinding yang tampak hidup, buatan seniman lokal Singapura. Mural-mural indah ini menarik wisatawan untuk berfoto dan melihat cerita di baliknya.

Kamu bisa melihat lukisan karya seniman Yip Yew Cheong berjudul My Chinatown Home yang menggambarkan area Chinatown zaman dulu.

Mural ini mengajak Anda untuk bernostalgia dalam sebuah rumah keluarga peranakan yang hangat. Mural ini berada di jalan 30 Smith Street dekat dengan Buddha Tooth Relic Temple.

Yip juga menggambar sebuah mural pada dinding sepanjang 40 meter di Kuil Thian Hock Keng. Mural ini sekaligus menceritakan perjuangan para imigran dari Fujian,

China sampai ke Singapura dan kontribusi mereka terhadap Singapura modern. Kuil bersejarah yang telah ada sejak tahun 1800-an ini merupakan situs penting bagi para imigran awal-awal yang tiba di Singapura dan kemudian berdoa di kuil setelah tiba dengan selamat.

Sebagian besar bagian kuil ini tetap tidak berubah di tengah perkembangan pesat kawasan sekitarnya yang menjadi Kawasan Bisnis. Kamu dapat menemukan mural ini di 93 Amoy Street di belakang Thian Hock Keng Temple.

Halaman 2 dari 4
(pin/ddn)

Hide Ads