Indonesia menempati peringkat kedua dalam Global Muslim Travel Index 2022. Kemenparekraf mematok target RI bisa meraih peringkat pertama di tahun depan.
Direktorat Wisata Minat Khusus berkolaborasi dengan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) melaksanakan Islamic Digital Day 2022. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mendorong berkembangnya pariwisata ramah muslim.
Kegiatan ini diadakan di Ayana Midplaza Hotel Jakarta pada Rabu (21/9/2022). Kegiatan ini dibuka oleh sambutan dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno yang hadir secara virtual.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam sambutannya Sandiaga mengungkapkan bahwa Indonesia sudah semestinya memiliki peran penting dalam ekosistem industri halal dan syariah. Tak hanya menjadi konsumen.
"Indonesia sebagai negara dengan jumlah populasi penduduk muslim terbesar di dunia, sudah semestinya menjadi pemain kunci dalam ekosistem industri halal dan syariah, Tidak hanya menjadi market potensial semata," kata Sandiaga Uno.
Peran Indonesia ini dibuktikan dengan peringkat yang diraihnya dalam Global Muslim Traveler Index (GMTI). Sejak awal masuknya Indonesia dalam penilaian ini, Indonesia konsisten berada di 6 besar. Tahun ini, Indonesia berhasil raih peringkat kedua, berada di bawah Malaysia yang menduduki peringkat pertama.
"Indonesia telah menjadi peringkat dua dalam Global Muslim Traveler Index 2022. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia adalah selain pasar konsumen halal terbesar dunia dengan konsumsi mencapai 184 miliar dolar, tetapi juga memiliki kontribusi sebagai produsen," ujar Sandiaga.
Meski begitu, menurutnya Indonesia tak boleh berpuas hati. kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah menargetkan bahwa pada tahun 2023 Indonesia dapat meraih peringkat pertama dalam index tersebut.
"Tapi saya sudah sampaikan, kita tidak boleh berhenti di sini. Target kita untuk 2023 kita berhasil meningkatkan dari 70 nilai kita menjadi 75. Mudah-mudahan ini bisa membawa kita menjadi peringkat pertama," kata Sandi.
Upaya yang dilakukan pihaknya untuk mewujudkan hal ini adalah dengan terus mengembangkan fasilitas penunjang pariwisata ramah muslim di berbagai destinasi. Salah satu upaya yang diperlihatkan dalam acara Islamic Digital Day 2022 ini adalah dengan meluncurkan sebuah buku panduan untuk wisata ramah muslim.
"Di tahun 2023 kita ingin menjadi ranking pertama di Global Muslim Travel Index. Oleh karena itu launching buku adalah salah satu yang kita mulai inisiatif awal. Mudah-mudahan ke depan kita bisa lebih kuat lagi mendorong destinasi-destinasi di Indonesia mampu menyambut tamunya dengan lebih baik," kata Direktur Industri Produk Halal KNEKS Afdhal Aliasar kepada media di lokasi acara, Rabu (21/9).
Selain dengan meluncurkan buku panduan wisata ramah muslim, Sandiaga juga mengungkapkan bahwa Kemenparekraf dan pihak-pihak terkait akan terus berupaya dengan melakukan sosialisasi dan promosi. Terutama kepada wisatawan muslim lokal.
"Dan kita akan gunakan sarana sosialisasi dan promosi. Kita penetrasi ke pasar wisatawan muslim lokal dulu nih. Yang berbondong-bondong pada ke Turki, pada ke destinasi lainnya. Kenapa enggak mereka sebelum Umrah, atau sebelum mereka menunaikan wisata religi ke luar negeri, mempertimbangkan untuk wisata religi di dalam negeri," ujarnya.
(ysn/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Ada Apa dengan Garuda Indonesia?