Sejarah Telur Asin, Oleh-oleh Khas Brebes

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Sejarah Telur Asin, Oleh-oleh Khas Brebes

Tim detikcom - detikTravel
Kamis, 22 Sep 2022 11:59 WIB
Produksi telur asin Brebes dikebut sambut mudik Lebaran 2022
Telur asin Brebes (Imam Suripto/detikJateng)
Jakarta -

Telur asin adalah oleh-oleh khas Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Begini sejarahnya.

Pada Oktober 2020, telur asin ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda (WBTb) oleh Kemdikbud. Berikut sejarah telur asin Brebes menurut sejarawan Wijanarto.

Dikutip dari detikNews, Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Brebes, Wijanarto, mengatakan telur asin Brebes bukan sekadar produk kuliner. Namun di dalamnya terangkum pengetahuan dan keterampilan tradisional, filosofi kegotongroyongan, serta identitas sosial masyarakat Brebes.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wijanarto menjelaskan sejarah telur asin Brebes berkaitan erat dengan tradisi warga keturunan Tionghoa dalam mengawetkan bahan makanan, termasuk telur.

"Jadi, awalnya dari tradisi mengawetkan makanan dengan cara diasinkan. Peranakan Tionghoa selalu mengawetkan bahan makanan bila akan bepergian jauh sebagai bekal. Bukan hanya telur, jenis makanan lain juga diasinkan agar awet," kata Wijanarto.

ADVERTISEMENT

Berawal dari tradisi, telur asin Brebes mulai dikenal sebagai ikon makanan khas daerah setelah dikomersialkan sejak 1950-an. "Kalau kita lacak, telur asin ini berasal dari tradisi mengawetkan makanan dan ritus sesaji pada Sejit atau dewa bumi di klenteng-klenteng," ujar Wijanarto.

Wijanarto menuturkan, bermula dari sesaji untuk dewa bumi, masyarakat Tionghoa kemudian menjadikan telur asin sebagai bagian dari kekuatan untuk bertahan pada masa transisi pasca-kemerdekaan.

"Selepas revolusi, periode tahun 1945 sampai menjelang 1950, kondisi ekonomi saat itu dalam masa transisi setelah adanya dekolonisasi. Nah, telur asin yang sudah awet ini menjadi bagian ekonomi substansi masyarakat Tionghoa," kata Wijanarto.

"Lama-kelamaan telur asin ini kemudian memiliki aspek ekonomis. Nah, tahun 1950-an ini mereka baru memulai untuk mengomersialkan telur asin," dia menambahkan.

Masyarakat Brebes mulai mengenal telur asin pada 1960-an.

"Awalnya dari warga pribumi yang dipekerjakan untuk membuat telur asin oleh masyarakat Tionghoa. Setelah menyerap ilmunya, mereka membuat sendiri dan terus berkembang sampai sekarang," ujar Wijanarto.

Dengan makin banyaknya orang yang membuat telur asin, banyak bermunculan pengusaha makanan ini. Bukan hanya warga Tionghoa, pribumi juga banyak yang menjadi pengusaha telur asin. Sejak itu Brebes mulai dikenal sebagai sentra telur asin.

Brebes sebagai penghasil telur asin diuntungkan oleh adanya Jalur Daendels atau Jalur Pantura. Kampung-kampung Pecinan dan kampung lain yang memproduksi telur asin tak jauh dari jalur ini.

Pembangunan infrastruktur Trans Jawa awalnya sempat membuat usaha telur asin Brebes terjatuh. Outlet telur asin di Jalur Pantura banyak yang gulung tikar. Namun, sejumlah pengusaha yang mempertahankan mutu dan kualitas tetap eksis hingga sekarang.




(fem/fem)

Hide Ads