Museum Rasulullah, ikon wisata religi di kota Probolinggo gulung tikar karena merugi terus. Warga setempat pun sedih, seraya berucap: "Innalillahi,".
Sejak dibuka pada bulan Agustus 2020, Museum Rasulullah langsung ramai dikunjungi wisatawan. Pengunjung pun datang silih berganti. Ada yang datang dari sekolah, pesantren, rombongan ibu-ibu, bahkan ada pengunjung yang datang dari kalangan non muslim.
Penutupan Museum Rasulullah tentu saja membuat banyak kalangan menyayangkan. Tak terkecuali warga Probolinggo. Richo Ramadhan salah satunya. Dia mengaku kecewa dengan penutupan museum tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Innalillahiwainnailaihi rojiun," kata Richo, Kamis (22/9/2022).
Richo menjelaskan keberadaan Museum Rasulullah sangat bagus. Bagus untuk wisata religi dan edukasi bagi para siswa sekolah. Apalagi untuk menambah ilmu dan kecintaan terhadap Rasulullah SAW.
"Saya sebagai masyarakat Kota Probolinggo, menyayangkan salah satu ikon sudah tinggal namanya saja, padahal Museum Rasulullah sudah terkenal di kalangan umat muslim," tambahnya.
Selama ini, tambah dia, banyak pengunjung yang datang. Antara lain peziarah wali songo maupun wali limo.
![]() |
"Mereka pasti datang dan mampir ke Baginda Rosululloh SAW. Karena tidak afdol jika ke wali songo tanpa datang ke peninggalan Nabi Muhammad SAW," tegasnya.
Bahkan, dirinya menyebut banyak pengunjung datang dari tokoh-tokoh Islam, pejabat hingga ulama dalam negeri dan luar negeri.
"Museum Rasulullah sudah banyak didatangi tokoh dan pejabat serta para ulama baik dari Indonesia maupun dari timur tengah," tandasnya.
Sementara itu, warga Probolinggo lainnya, Rosnia juga menyayangkan wisata andalan Kota Probolinggo itu harus ditutup. Dia pun mempertanyakan keputusan itu.
"Kenapa ditutup Museum Rasulullah, kok tidak dipertahankan sih oleh Pemkot Probolinggo, itu peninggalan Baginda Muhamad SAW, nabi terakhir panutan umat muslim seluruh dunia, 1 ikon wisata religi Kota Probolinggo hilang, sedih mendengarnya, kata Rosnia.
Di kesempatan terpisah, pengelola Museum Rasulullah, Tjoe Yudhis Gatri mengatakan, Museum Rasulullah ditutup karena terus merugi. Apalagi sejak adanya pandemi COVID-19. Sehingga jumlah kunjungan menurun drastis.
"Dengan berat hati kami tutup. Kami tidak ingin merugi terus-terusan, sejak pemberlakuan PPKM saat pandemi COVID-19, sudah mau saya tutup, tidak mampu kalau tidak ada bantuan dari pihak lain, tidak bisa sendirian mengelola Museum Rasulullah ini," kata Yudhis, Rabu (21/9/2022) kemarin.
----
Artikel ini telah naik di detikJatim dan bisa dibaca selengkapnya di sini.
(wsw/ddn)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda