Tak Cuma Sejarah, Walking Tour Ini Soroti Sisi Berkelanjutan Jakarta

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tak Cuma Sejarah, Walking Tour Ini Soroti Sisi Berkelanjutan Jakarta

Yasmin Nurfadila - detikTravel
Minggu, 02 Okt 2022 10:15 WIB
Menelusuri sisi berkelanjutan Jakarta bersama Jakarta Green Tour dari sebumi.id
Menelusuri sisi berkelanjutan Jakarta bersama Jakarta Green Tour. Foto: Yasmin Nurfadila/detikTravel
Jakarta -

Jakarta punya banyak pilihan walking tour. Jika traveler senang mencari yang hijau dan ramah lingkungan maka walking tour yang satu ini adalah pilihan tepat.

Walking tour telah cukup lama jadi salah satu opsi berwisata hemat dan dekat di Jakarta. Selain karena keterjangkauannya, walking tour juga kerap dipilih karena menawarkan wisata sambil edukasi di tempat-tempat yang selama ini sekadar terlewati.

Di kota-kota besar di Indonesia, walking tour dengan beragam rupa mulai banyak bermunculan. Terlebih di Jakarta, kini sudah ada banyak agen wisata yang juga menawarkan opsi walking tour.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Biasanya, setiap agen menawarkan rute atau fokus walking tour yang berbeda. Ada yang menjelajahi sejarahnya dengan dalam, ada juga yang menelusuri kawasan-kawasan populer dan kekinian, juga ada yang mengajak pesertanya mengeksplorasi berbagai hidangan.

Nah untuk walking tour yang satu ini, fokusnya adalah pada pariwisata berkelanjutan atau sisi hijau Jakarta. Namanya Jakarta Green Tour, tur ini diselenggarakan oleh Sebumi. Sebumi dan Jakarta Green Tour dapat ditemukan di akun Instagram resmi mereka di @sebumi.id.

ADVERTISEMENT

Yang membedakan walking tour ini dengan yang lain adalah fokus perjalanan serta spot pemberhentian mereka. Jika umumnya walking tour mengajak peserta berkunjung ke daerah penuh sejarah. Maka Jakarta Green Tour mengajak pesertanya menjelajahi sisi berkelanjutan Jakarta.

"Jadi kalau di walking tour yang biasa, itu biasanya lebih banyak tentang sejarah. Sejarah Jakarta dan kemudian tentang perkembangannya. Tapi kalau dari Jakarta Green Tour sendiri kita coba untuk kuliknya itu lebih banyak tentang sustainable things yang ada di sini yang biasanya itu kelewat gitu," kata Pramuwisata Jakarta Green Tour Dwinda Nafisah.

Meski begitu, selama perjalanannya Jakarta Green Tour juga tetap memperkenalkan kisah-kisah sejarah dari tempat-tempat yang dikunjunginya. Hanya saja mereka memasukkan cerita perkembangan dari sisi berkelanjutan yang ada di tempat tersebut.

"Jadi dari sisi sejarah kita tetap ada, tapi kita coba relate dengan usaha-usaha untuk lingkungan dan sustainability zaman dulu dan zaman sekarang itu seperti apa sih," lanjutnya.

Jakarta Green Tour sendiri sudah melakukan empat kali perjalanan. Perjalanan pertama mereka diadakan pada bulan Juni 2022. Hingga saat ini, Jakarta Green Tour hanya diadakan sebanyak satu kali dalam satu bulan.

Hijaunya Kantor Kementerian PUPR.Kantor Kementerian PUPR, salah satu spot yang dikunjungi Jakarta Green Tour. Foto: Yasmin Nurfadila/detikTravel

Untuk rute yang ditempuhnya, Jakarta Green Tour memulai perjalanan dari Taman Literasi Martha Christina Tiahahu. Kemudian dilanjutkan ke Mbloc Space dan kantor pusat Kementerian PUPR.

Setelah itu perjalanan berlanjut menggunakan MRT dan KRL menuju Kota Tua. Menurut sang tour guide, penggunaan transportasi publik ini merupakan salah satu bentuk pemanfataan transportasi berkelanjutan yang ada di Jakarta.

Di Kota Tua, peserta Jakarta Green Tour tak hanya diajak untuk mendengarkan cerita sejarah perjuangan bangsa. Melainkan juga tentang bangunan-bangunan jadul yang dimanfaatkan kembali menjadi bangunan museum atau pertokoan yang bersesuaian dengan prinsip reuse atau penggunaan kembali.

"Kaya misalnya kita lihat nih di zaman sekarang, tadi kita liat daerah Mbloc atau di Blok M,PUPR, itu kan yang kekinian dengan teknologi gitu ya. Sedangkan orang zaman dulu itu sebenarnya udah menerapkan hal-hal yang berkelanjutan itu dengan cara mereka sendiri. Tadi kita spill pas di Kota Tua seperti itu. Jadi yang membedakan tur kita dengan tur lain itu kita lebih angkat di tema sustainability itu sendiri, di edukasinya," kata Dwinda.

Dengan fokus walking tour yang berbeda ini, Jakarta Green Tour berhasil membawa para pesertanya untuk mengenali sisi lain dari berbagai destinasi yang ada di Jakarta. Menurut salah satu peserta, pengalaman mengikuti kegiatan ini merupakan pengalaman yang menyenangkan dan sangat bermanfaat.

"Saya sih seneng ya. Saya ngerasa puas dengan kegiatan ini, saya ngerasa kaya worth it banget. Saya enggak rugilah mengeluarkan uang Rp 100 ribu untuk ikut tur ini. Karena saya mendapat banyak manfaat, dapat insight baru, terus juga saya bisa menikmatinya dengan nyaman. Tour guide-nya pun informatif sekali," kata peserta asal Tangerang Selatan Intan Nafisah.

Kemudian saat ditanyai mengenai destinasi yang dikunjungi, Intan mengungkapkan bahwa Kementerian PUPR menjadi destinasi yang paling menarik perhatiannya. Karena menurutnya jarang sekali ada kantor yang sangat hijau dan ramah lingkungan seperti kantor tersebut.

"Yang paling menarik, sebenarnya semuanya menarik ya. Tapi kalau dilihat-lihat tadi tuh yang di PUPR. Soalnya saya seneng banget ke tempat-tempat hijau. Saya beneran amaze banget sama tempat itu. Ternyata ada lho tempat kantor yang didesain kaya gitu," ujarnya.

Untuk destinasinya sendiri, pihak Sebumi menuturkan bahwa mereka menentukan destinasi setelah melakukan survei. Hal ini dilakukan untuk menemukan apakah ada sisi berkelanjutan yang tersembunyi di balik destinasi-destinasi tersebut.

"Kita survei. Jadi kita survei dan kemudian kita tilik nih kira-kira sebenarnya tuh ada hidden gem-hidden gem yang selama ini kita lewati, tapi kita enggak sadar," kata Dwinda.

Menelusuri sisi berkelanjutan Jakarta bersama Jakarta Green Tour dari sebumi.idMenelusuri sisi berkelanjutan di Mbloc Space bersama Jakarta Green Tour. Foto: Yasmin Nurfadila/detikTravel

"Tadi ada juga peserta yang bilang 'saya tuh udah sering ke Mbloc tapi enggak tahu kalau ini adalah gedung Peruri yang udah terbengkalai'. Kita coba olah seperti itu bahwa dari mengganti fungsi suatu lahan saja tuh sudah ada prinsip-prinsip keberlanjutan juga dan kita jadikan itu sebagai keunikan dari tempat stop kita," lanjutnya.

Selain berfokus pada sisi berkelanjutan Jakarta, walking tour yang satu ini juga menggandeng beberapa UMKM dalam perjalanannya. Di antaranya yaitu Difabis Coffee and Tea di Terowongan Kendal, Stasiun Sudirman yang dikembangkan oleh para penyandang disabilitas di bawah naungan Baznaz Baziz DKI Jakarta. Serta Acaraki Jamu, yang ada di Kota Tua.

"Dan kemudian tadi kan ada juga Difabiz ya tempat kita belajar bahasa isyarat. Tempat kopi kan banyak ya, tapi tempat kopi yang unik dan memberdayakan orang-orang itu sendiri yang akhirnya membuat kita memilih untuk bekerja sama," kata Dwinda.



Simak Video "Video: Saat Turis Asal Jerman dan Skotlandia Terpesona dengan Kota Tua"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads