TRAVEL NEWS
Sejak Dulu Banyak Bule di Bali Berulah, Kini Makin Menjadi-jadi

Bule di Bali seringkali bikin ulah. Kira-kira apa kata pengamat pariwisata soal ini?
Baru-baru ini seorang bule asal Australia membuat media internasional panas. Berbekal motor skuter sewaan, bule ini bikin macet jalanan dengan gaya nge-drift.
Bule yang tidak diketahui identitasnya ini langsung dihujat oleh warganet di media sosial. Tak cuma warga+62, bule-bule pun ikut nyinyir.
Media Inggris Daily Mail bahkan mengatakan bahwa reputasi bule asal Australia memang terkenal akhlakless. Sampai-sampai dinobatkan sebagai turis paling bandel.
Melihat ini pengamat pariwisata ikut buka suara. Pulau Dewata yang sudah eksis sebagai tempat wisata memang harus mulai menajamkan hukum.
"Sebagai destinasi dengan beragam jenis tourist, sejatinya menjadi persoalan tersendiri bagi Bali. Kelakuan para bule yg tidak mengikuti kaidah kaidah, norma dan etika memang selalu saja terjadi," kata I Wayan Puspa negara, Ketua Aliansi Pelaku Pariwisata Marginal Bali pada detikTravel.
Puspa menjelaskan bahwa sejak tahun 1970an sudah banyak wisman yang mulai banyak masuk ke Bali. Saat itu pun kelakuan para bule diakui sudah aneh-aneh dan nyeleneh.
"Mereka berpakaian hippiss, telanjang bulat di pantai, memakan jamur tahi sapi/magic mushroom, termasuk mengkonsumsi hasis, ganja, hingga menunjukkan prilaku Homo & Lesbian, Drag queen, hingga Ladyboy," kata dia.
Lebih lanjut Puspa mengungkapkan bahwa fenomena seperti ini tidak hanya terjadi di Bali, tetapi hampir semua destinasi internasional dunia. Sebut saja Bangkok, Pattaya, Phuket, Penang, Hawaii, Fiji, Tahiti, Copacabana, Acapulco dan Antalia.
"Akhir-akhir ini kelakuan bule di Bali makin menjadi-jadi. Mereka telah menodai kesucian tempat ibadah, kebut-kebutan di jalan raya tanpa helm, tanpa SIM Internasional, hingga nge-drift di jalan raya. Perilaku seperti ini sejatinya bisa dihentikan dengan memperkuat peran dan fungsi pengawasan dari Keimigrasian," dia menambahkan.
Menurut pengamatan Puspa, biasanya para bule yang melakukan kontra etika ini adalah para ekspatriat yang sudah puluhan tahun di Bali. Kebanyakan dari mereka gemar mabuk, memakai obat-obatan dan sejenisnya.
"Oleh karena itu demi menjaga ketertiban umum dan ketentraman masyarakat luas, kelakuan bule bule seperti ini harus di tindak. Minimal ada peran imigrasi untuk memproses keberadaanya secara ketentuan perundang-undangan. Bila perlu di PERSONA NON GRATA-kan atau DIDEPORTASI tanpa syarat. Hal ini menjaga marwah & spirit destinasi kita," ujar dia.
Simak Video "Keresahan Pengusaha Rental Motor Lokal di Bali, Kalah Saing dengan Bule"
[Gambas:Video 20detik]
(bnl/fem)