Setelah masa pandemi, digital nomad semakin populer sebagai gaya hidup. Traveler bisa kerja dari mana saja!
Sebuah laporan terbaru dari Preply, sebuah platform pembelajaran bahasa online, memberikan data terbaru. Ada tiga kota di dunia yang paling cocok djadikan sebagai tempat tinggal oleh digital nomad.
Kategorinya dinilai dari tempat yang menyeimbangkan keterjangkauan dengan keamanan, akses internet berkecepatan tinggi, dan pilihan hiburan yang baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juara tiga adalah Kota Lisbon dari Portugal. Kota Lisbon menarik ekspatriat, karena landmark dan aktivitas yang luar biasa, biaya hidup yang rendah (sekitar $1.600 per bulan), kecepatan internet yang andal (29 Mbps), dan skor indeks keamanan yang tinggi.
Ibukota Georgia, Tbilisi, berada di urutan kedua dalam daftar kota terbaik untuk ditinggali ekspatriat atau digital nomad, dengan skor keseluruhan 6,58. Sementara kota ini lebih mahal daripada Kuala Lumpur dalam hal sewa bulanan rata-rata ($651) dan biaya hidup ($1.346), Tbilisi memiliki salah satu skor keamanan terbaik dalam daftar ini.
Peringkat pertama diduduki oleh Kuala Lumpur di Malaysia. Kota ini skor relokasi ekspatriat keseluruhan 6,62 dari 10 dan biaya hidup terendah per bulan yakni sekitar US$1.057.
Menurut data Preply, yang bersumber dari Numbeo, ekspatriat di kota negara wilayah Asia Tenggara ini bisa hanya membayar rata-rata US$ 407 per bulan untuk apartemen satu kamar di pusat kota.
Kuala Lumpur juga merupakan rumah bagi ruang kerja bersama paling terjangkau dari 20 kota teratas di seluruh dunia, dengan biaya rata-rata sekitar US$86 per bulan.
Pilihan bersantap yang terjangkau juga merupakan faktor utama bagi ekspatriat. Biaya makan di Kuala Lumpur sekitar US$3,21 untuk sekali makan tergolong murah, meskipun biaya makan rata-rata di Bangkok, Thailand, lebih rendah.
Memiliki 322 landmark, termasuk Menara Kembar Petronas yang terkenal, ibu kota ini juga menawarkan banyak hal untuk dilakukan seperti mengunjungi galeri, menjelajahi dunia musik yang menarik, menyambangi banyak kuil dan situs keagamaan, serta mencoba masakan khas lokal yang lezat.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol