Kawasan pesisir Jakarta termasuk Marunda menjadi wilayah yang paling rentan tenggelam. Di sana berdiri dua cagar budaya yang patut dilindungi.
Kedua cagar budaya itu adalah Rumah Si Pitung dan Masjid Al Alam Marunda. Rumah Si Pitung diketahui pernah disinggahi tokoh legendaris Betawi yaitu Si Pitung. Rumah ini sebenarnya merupakan milik Haji Saifuddin, seorang saudagar Bugis yang merantau ke Marunda. Rumah Si Pitung lantas dibeli dan dijadikan sebagai cagar budaya pada masa pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin.
Sementara itu, Masjid Al Alam Marunda merupakan masjid tertua di Jakarta. Masjid ini berdiri sejak abad ke-16. Masyarakat percaya, masjid ini dibangun dalam semalam oleh para aulia. Namun ada juga yang mengatakan, masjid ini dibangun saat Fatahillah singgah di Marunda sebelum menyerang Pelabuhan Sunda Kelapa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika kawasan Marunda dilanda banjir rob, kedua cagar budaya ini juga menjadi korban. Misalnya pada 2021, Rumah Si Pitung sempat dihantam banjir rob yang disebut masyarakat di sana sebagai yang terparah.
![]() |
Baca juga: Benarkah Rumah Si Pitung Terancam Tenggelam? |
Sebelumnya, sejumlah ahli mengatakan Jakarta diprediksi akan tenggelam 10 tahun ke depan. Banyak pihak menyinggung kerentanan wilayah DKI Jakarta untuk tenggelam seiring dengan pemanasan global yang parah.
Kepala Environmental Engineering, Universitas Airlangga, Dr. Eko Prasetyo Kuncoro, ST., DEA., mengatakan secara rasionalitas pemanasan global ini tidak dapat terelakkan dan memiliki efek yang sangat banyak.
"Salah Satu efek yang sangat dirasa oleh masyarakat dunia terkait dengan pemanasan global adalah perubahan iklim yang menyebabkan kenaikan temperatur air laut sehingga menyebabkan muka air laut relatif mengembang dan memiliki volume banyak," katanya seperti dikutip dari laman unair.ac.id, Rabu (19/10/2022).
![]() |
Selain pemanasan global, pemakaian air tanah memicu penurunan muka tanah sehingga potensi daratan tenggelam itu makin besar. "Awalnya permukaan tanah turun kemudian permukaan air lautnya naik. Nah, kombinasi inilah yang menyebabkan sebagian kota itu akan tenggelam," katanya.
Hal serupa juga diungkapkan Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin. Arief menjelaskan sekitar 90 persen wilayah Jakarta diprediksi tenggelam, khususnya bagian utara pada 2050.
"Itu akan bisa juga kemudian tenggelam karena budaya atau kemudian penggunaan air yang kemudian tidak segera diselesaikan dan terus mengambil air dari tanah yang memang semakin seeking pastinya," katanya.
(pin/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!