Pernah dengar mitos ular naga Jawa? Eits, ternyata hewan ini ada wujud aslinya lho. Tempat tinggalnya di Pegunungan Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat.
Hewan berdarah dingin ini berhasil ditemukan oleh Sanggabuana Conservation Foundation (SCF). Ular itu ditemukan di aliran sungai Curug Cikoleangkak, yang merupakan salah satu air terjun, yang berlokasi di wilayah Puncak Sempur, Pegunungan Sanggabuana.
"Ular naga ini bernama latin Xenodermus javanicus, ini adalah jenis ular dari family Xenodermidae. Ular ini ditemukan dengan ukuran panjang sekitar 50 centimeter dan merupakan satwa endemik Jawa," kata Divisi Konservasi Keanekaragaman Hayati SCF Deby Sugiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menuturkan ular naga Jawa tersebut tidak akan ditemukan di pulau lain. Berbeda dengan naga dalam mitologi yang mempunyai sayap, ular naga Jawa yang ditemukan ini tidak mempunyai sayap dan tidak pula memiliki senjata api dari mulutnya.
"Kami memang sedang mencari ular naga Jawa ini sejak setahun yang lalu di sepanjang belantara Pegunungan Sanggabuana. Namun, baru ditemukan pada Sabtu kemarin ketika melakukan analisisis vegetasi bersama dengan teman-teman dari Fakultas Biologi Universitas Nasional Jakarta dan Sispala SMAN 1 Tegalwaru," kata dia.
Selanjutnya, kata Deby, temuan ular naga Jawa ini menambah daftar temuan hasil eksplorasi, yang selanjutnya akan dikaji dalam bahan usulan perubahan status Pegunungan Sanggabuana menjadi kawasan pelestarian alam berbentuk Taman Nasional.
Sebelumnya SCF juga sudah merilis temuan hasil eksplorasinya di Pegunungan Sanggabuana, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Pegunungan Sanggabuana merupakan habitat dari lima jenis primata, yang tiga di antaranya merupakan primata endemik jawa, dan satu endemik Jawa Barat.
Selain itu terdapat 151 jenis burung dari 52 family juga sudah teridentifikasi oleh tim SCF pada tahun ini, tak hanya itu, SCF juga merilis video macan tutul jawa dan macan kumbang (Panthera pardus melas) yang berhasil terekam oleh kamera trap yang dipasang oleh tim SCF di Pegunungan Sanggabuana dalam kurun waktu satu tahun.
"Satwa unik ini menambah daftar keanekaragaman hayati Pegunungan Sanggabuana yang sedang kami kaji untuk bahan usulan perubahan status kawasan Pegunungan Sanggabuana menjadi Kawasan Taman Nasional," ujarnya.
Artikel ini sudah tayang di detikJabar.
(pin/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol