Anak Naik Pesawat Sendirian, Ortu Perlu Ekstra Waspada

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Anak Naik Pesawat Sendirian, Ortu Perlu Ekstra Waspada

Femi Diah - detikTravel
Senin, 07 Nov 2022 14:16 WIB
Penumpang pesawat anak-anak
Ilustrasi oenumpang anak-anak (Foto: Getty Images/iStockphoto/FamVeld)
Jakarta -

Peristiwa anak yang terbang sendirian dan telantar bukan sekali atau dua kali terjadi. Seorang mantan pramugari menyebut peristiwa itu sangat sering terjadi.

American Airlines kehilangan seorang anak berusia 12 tahun yang terbang sendirian di Bandara Miami bulan lalu. Pengelola bandara sampai menutup terminal untuk menemukannya.

Pada bulan yang sama, maskapai membatalkan penerbangan anak berusia 10 tahun, tetapi tidak menginformasikan kepada orang tuanya. Akibatnya, momen pertemuan keduanya yang tinggal di kota yang berbeda pun tertunda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Shelly An-Seorang mantan pramugari, yang memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun dan di lima maskapai berbeda, menyebut anak-anak yang terbang sendiri tidak sepenuhnya aman. Berkaca pengalamannya banyak situasi buruk yang tidak dilaporkan.

Dia mengatakan bahwa sangat umum anak-anak tanpa pendamping telantar, bahkan sampai hilang.

ADVERTISEMENT

"Maskapai penerbangan mencoba untuk meminimalkan dan menutupinya tetapi itu sering terjadi. Saya melihat insiden itu di semua maskapai penerbangan," kata Cawley seperti dikutip Insider.

"Itu terjadi lebih dari yang dipikirkan atau diketahui orang-orang. Saat ini, selama pandemi, dengan syarat terbang yang tidak biasa, anak-anak menjadi prioritas kedua," dia menambahkan.

Salah satu yang bikin penumpang anak-anak telantar adalah sebagian besar maskapai tidak memiliki bagian penumpang anak. Biasanya, maskapai bekerja sama dengan agen untuk menjalankan tugas pengawasan penumpang anak-anak.

"Insiden anak hilang itu sering terjadi dan berulang karena informasi yang salah dan komunikasi yang enggak oke. Jika pekerja dari agen ini tidak memiliki akses ke sistem yang digunakan maskapai, staf akan mengabaikannya," kata dia.

Selain itu, kadang kala ada staf yang bekerja tidak sesuai dengan kebijakan dan prosedur maskapai.

"Mungkin tidak ada cukup orang di sana untuk membantu, atau staf yang bekerja berjam-jam dan lelah cenderung membuat kesalahan," katanya.




(fem/fem)

Hide Ads