Tak banyak yang tahu, pemain Reog Ponorogo mengangkat dadak merak menggunakan gigi. Mereka getol berlatih agar punya rahang yang kuat.
Dalam pagelaran Reog Ponorogo, terdapat pemain yang sangat mencuri perhatian. Mereka adalah orang yang memanggul kepala harimau dengan bulu berak di atasnya.
Pemain ini disebut sebagai pembarong. Kepala harimau disebut barongan sedangkan bulu merak di atasnya disebut dadak merak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dadak merak dengan tinggi lebih dari 2 meter itu, beratnya dapat mencapai 40 kilogram. Bahkan jika ukurannya jumbo, bisa sampai 100 kilogram.
Untuk mengangkat dadak merak ini, pembarong wajib menggunakan gigi. Kekuatan rahang dan gigi mereka dilatih dengan mengerek barbel. Hal itu disampaikan pengrajin sekaligus pemain Reog Ponorogo, Heru.
"Latihannya teknik gigit dan kekuatan leher. Itu ada kerekan buat latihan barong. Itu semacam barbel digantung terus digigit, lalu ditarik. Biasanya dari anak TK itu sudah ada," ujarnya.
Latihan menjadi kunci keberhasilan pembarong mengangkat dadak merak. Rata-rata pembarong belajar sampai 1 tahun untuk menguasai teknik tersebut. Dalam perjalanannya, tak jarang yang mengalami sakit leher sampai patah gigi.
Selain harus ditopang menggunakan gigi, pembarong juga kesulitan dalam melihat ketika menggunakan barongan kepala harimau. Mereka hanya dapat melihat ke depan, tidak bisa melihat ke kanan, kiri, atas, dan bawah, sehingga gerakan dalam Reog Ponorogo itu tergantung pada ingatan masing-masing pemain.
Kendati mengalami masa-masa sulit, banyak anak-anak Ponorogo yang tertarik menjadi pembarong. Heru yang juga mempunyai sanggar Reog Ponorogo memaparkan betapa semangatnya anak-anak untuk belajar. Itu karena kesenian ini sudah mendarah daging bagi orang Ponorogo.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum