China telah mengurangi jumlah waktu karantina yang harus dihabiskan para turis asing yang memasuki negara itu. Tak hanya itu ada pelonggaran signifikan pada penerbangan internasional.
Diberitakan CNN, Minggu (13/11/2022), inilah tanda pelonggaran dari kebijakan nol-Covid yang ketat. Langkah-langkah baru itu diumumkan pada minggu lalu setelah adanya pertemuan badan pembuat keputusan tertinggi Partai Komunis.
Para pemimpin berjanji untuk mempertahankan protokol Covid sambil menekankan perlunya meminimalkan gangguan ekonomi dan sosial. Namun, pengumuman yang telah lama ditunggu-tunggu itu tidak secara eksplisit menyebutkan kapan perubahan itu akan berlaku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
China adalah negara besar terakhir yang mematuhi kebijakan nol-Covid. Mereka menggunakan penguncian cepat, pengujian massal, pelacakan kontak ekstensif, dan karantina untuk membasmi infeksi segera setelah mereka muncul.
Kebijakan nol-Covid telah menghadapi tantangan yang semakin berat dari varian baru yang sangat mudah menular. Dan, besarnya biaya ekonomi dan sosial telah menarik reaksi negatif publik.
Pelonggaran kebijakan nol-Covid akan membuat pihak berwenang membatalkan apa yang disebut mekanisme "pemutus sirkuit". Di mana penerbangan tujuan China ditangguhkan jika sebuah maskapai ditemukan membawa sejumlah penumpang yang dites positif Covid saat mendarat.
Penumpang internasional yang masuk juga akan merasakan tes pra-keberangkatan yang dikurangi dari dua menjadi satu. Dan, karantina terpusat wajib pada saat kedatangan dipotong dari tujuh hari menjadi lima hari, diikuti dengan tiga hari isolasi rumah.
Pelancong internasional yang tidak memiliki alamat tetap di China masih perlu melakukan karantina total selama delapan hari di hotel.
Di bawah pedoman baru, orang-orang yang diidentifikasi sebagai kontak dekat dari kasus Covid-19 juga akan dipersingkat karantina di fasilitas yang dioperasikan pemerintah. Itu turun dari tujuh hari ditambah tiga hari di rumah, menjadi lima hari dan tiga hari di rumah.
Selain itu, pejabat kesehatan pemerintah tidak lagi diwajibkan untuk melaporkan kontak dekat sekunder dalam banyak keadaan.
(msl/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum