Para delegasi mengenakan kain tenun endek Bali saat menghadiri Welcoming Dinner KTT G20. Sayangnya, kain ini malah jadi objek ledekan Youtuber Inggris.
Youtuber asal Inggris Mahyar Tousi membagikan foto Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, Presiden FIFA Gianni Infantino, Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, dan Pendiri WEF Klaus Martin Schwab di ajang KTT G20 Bali dengan keterangan yang dinilai mengejek.
"What on earth are these id**ts wearing?!" cuit Tousi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senada, akun milik Sophie Corcoran, @sophielouisecc, juga mengunggah foto serupa. Dia juga meledek pakaian yang dikenakan oleh PM Kanada dkk.
"Why are they all dressed the same - and like that," cuit @sophielouisecc.
![]() |
Kedua akun ini langsung diserbu netizen. Mereka menjelaskan bahwa kain yang dikenakan para petinggi tersebut bukan kain biasa. Kemeja yang dikenakan Trudeau, Sunak, dan Schwab merupakan kain tenun endek, tenun khas Bali. Adapun, pakaian yang dikenakan oleh Infantino dan Zulkifli merupakan kemeja batik.
Mengenai endek Bali, kain ini memiliki makna tersendiri bagi masyarakat Bali. Ledekan yang diberikan pada kain ini tidak sebanding dengan filosofi dan proses pembuatan kain yang tak sederhana.
Kain endek atau wastra endek berasal dari kosakata Bali yakni ngendek atau gendekan yang artinya diam dan tidak berubah warna. Disebut demikian karena dalam proses pembuatannya, kain akan diikat dan diwarna sehingga warna benang yang digunakan tidak berubah.
Kain endek merupakan produk budaya yang sudah turun-temurun hidup di tengah masyarakat Bali. Kain ini sudah ada sejak masa pemerintahan Raja Dalem Waturenggong dari Kerajaan Gelgel di Klungkung pada tahun 1480-1550.
![]() |
Namun bila merujuk pada situs Warisan Budaya Takbenda Indonesia Kemdikbud, kain endek Bali sudah ada sejak abad ke-8 Masehi. Hal ini tercatat dalam kamus yang ditulis Van Der Tuuk.
Melansir situs Kemenkeu, kain endek telah digunakan sebagai pakaian, simbol persaudaraan, dan juga cindera mata. Kain ini digunakan sebagai pakaian sakral dalam kegiatan upacara besar dan sembahyang di pura.
Motif yang dipakai untuk membuat kain endek beragam, antara lain motif geometris, flora, fauna, figuratif, dan dekoratif. Motif geometris merupakan motif tertua yang digunakan sebagai simbol keyakinan masyarakat Bali. Motif geometris dilambangkan dengan garis lurus, garis putus, garis lengkung, dan berbagai bidang geometri.
![]() |
Motif flora mengadaptasi bentuk tumbuhan dan tampilannya cenderung rapat dan harmonis. Sementara motif fauna mengadaptasi bentuk hewan baik darat, laut, maupun udara. Motif figuratif biasanya mengadaptasi tokoh manusia atau pewayangan yang digambarkan lebih sederhana baik secara utuh maupun sebagian.
Gabungan dari motif-motif yang telah ada sebelumnya dan disesuaikan dengan keyakinan masyarakat dinamakan motif dekoratif.
Kain endek tergolong karya seni yang membutuhkan waktu cukup lama dalam pembuatannya. Hal tersebut dikarenakan tahapan-tahapnnya yang cukup rumit dan sepenuhnya menggunakan tangan manusia (handmade).
![]() |
Secara ringkas pembuatan kain endek diawali dengan pemintalan benang kemudian membentuk motif dan pattern yang diinginkan dengan cara mengikat benang menggunakan tali rafia. Selanjutnya benang-benang tersebut dicelupkan ke dalam zat pewarna, proses pencelupan dapat dilakukan berkali-kali sesuai dengan banyaknya warna yang akan diaplikasikan dalam motif.
Benang kemudian diangkat, dikeringkan, dan dipisahkan sesuai pola untuk selanjutnya ditenun menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM). Karena proses panjang tersebut maka tidak heran untuk satu lembar kain endek dibutuhkan waktu hingga satu bulan.
(pin/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!