Terdapat 18 situs UNESCO di Yunani yang dikunjungi ribuan orang tiap harinya. Negara itu pun galau akan mengutamakan konservasi atau pariwisata.
Dilansir dari AFP, Kamis (17/11/2022) terdapat 18 situs Warisan Dunia UNESCO yang harus berhadapan dengan dunia pariwsiata yang membuat para ahli berseru 'keseimbangan' demi melindungi monumen-monumen kuno yang menjadi kebanggaan Yunani.
Lebih dari separuh situs Warisan Dunia Yunani berasal dari zaman Kuno, seperti Parthenon di Athena, Kuil Apollo, Olympia, dan tempat perlindungan Delphi. Ada juga situs Bizantium dari abad pertengahan yang masuk dalam daftar UNESCO.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Kebudayaan Lina Mendoni mengungkapkan bahwa semua situs tersebut harus menjadi primadona wisatawan domestik dan asing.
![]() |
Sebagai gambaran pada bulan Agustus, sebagai puncak musim panas, Mendoni dan menteri pariwisata Vassilis Kikilias melaporkan Acropolis dikunjungi 16.000 turis setiap hari, jauh lebih banyak dari tahun sebelumnya.
Angka itu memicu perdebatan karena dikhawatirkan jumlah kunjungan bisa merusak situs.
![]() |
Kini, situasi mendesak tengah dihadapi Yunani. Karena krisis ekonomi dekade terakhir dan pandemi Covid-19, Athena pun menjadikan pariwisata sebagai penggerak ekonomi utama dan prioritas utama.
"Krisis Yunani memperburuk penurunan model ilmiah untuk kepentingan pertumbuhan, yang sekarang menjadi prioritas lebih dari sebelumnya," kata Yannis Theocharis, seorang arkeolog di kementerian kebudayaan.
Wakil presiden Persatuan Arkeolog Yunani menyesalkan bahwa banyak monumen telah terdegradasi oleh pekerjaan pembangunan.
Contohnya Acropolis yang menjadi kontroversi dua tahun lalu ketika pemerintah Yunani memutuskan memasang lift dan tanjakan beton untuk meningkatkan akses bagi penyandang cacat. Hal itu menyebabkan beberapa arkeolog mengutuk pendekatan teknologi berlebihan yang mengubah monumen secara estetis. Namun kedua inovasi tersebut tetap dibangun.
Direktur Pusat Warisan Dunia Lazare Eloundou Assomo dalam konferensi Delphi mengungkapkan bahwa penerimaan dan pengelolaan adalah tantangan yang besar.
"Penerimaan dan pengelolaan pengunjung menimbulkan tantangan besar. Yunani melakukan upaya nyata untuk mempertimbangkan apa yang dipertaruhkan dari pariwisata berlebihan, dengan hasil yang nyata," kata dia.
Dia menambahkan bahwa e-tiket dan sistem manajemen telah disiapkan untuk mengatasi kelebihan pengunjung.
(sym/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol