Pemulihan pasca-pandemi mulai terlihat bagi pariwisata Jepang. Tapi Jepang tak seperti dulu, kini tipe turis yang diinginkan berbeda.
Dilansir dari Financial Times, tidak adanya turis China menjadi 'keterlambatan' pemulihan pariwisata Jepang. Negeri Sakura tidak boleh berdiam diri.
Harga yen yang jatuh terhadap dolar dinilai jadi keuntungan bagi Jepang. Hiroyuki Takashi, ketua Japan Association of Travel Agents mengatakan bahwa pariwisata harus mengambil keuntungan dari situasi ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut data, Jepang telah menerima 498.600 turis pada bulan lalu. Angka ini naik dua kali lipat dari jumlah kunjungan turis di bulan September, 206.500 turis.
Namun angka ini masih belum juga memuaskan, karena masih turun 80 persen dari jumlah turis pada bulan Oktober 2019. Saat itu Jepang berhasil dikunjungi 31,8 juta turis.
Menurut Japan National Tourism Organization (JNTO), satu dari empat turis pada bulan Oktober berasal dari Korea Selatan, sementara 11 persen datang dari AS dan 2 persen masing-masing dari Australia, Prancis, dan Inggris.
Tidak adanya turis China benar-benar bikin Jepang pusing. Padahal mereka sudah berinvestasi banyak, misalnya dengan mempekerjakan staf yang fasih berbahasa mandarin. Bahkan banyak toko yang mendedikasinya dirinya untuk turis China.
Untuk itu, Jepang harus putar otak. Beberapa kota di Jepang kini putar haluan dengan membuat atraksi baru dengan fokus aktivitas luar ruangan. Incaran barunya adalah turis dari AS, Eropa, dan Australia.
"Ada dua jenis turis kaya, mereka yang menginginkan belanja mewah dan santapan gourmet, kemudian ada juga yang menginggunkan liburan berbasis pengalaman," ucap Takahashi.
Menuut perkiraannya, produk petualangan di area pegunungan Jepang bisa jadi andalan.
Pulau Kyusu di selatan Jepang misalanya, memulai debut di Tour de Kyushu, balapan sepeda mirip Tour de France pada Oktober mendatang.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol