Adalah fakta bahwa pekerja Thailand, termasuk di bidang pariwisata, kurang mumpuni dalam berkomunikasi dengan bahas Inggris. Tetapi, mereka tidak akan membohongi turis.
detikTravel bersama Tourism Authority of Thailand (TAT) melakukan perjalanan ke Chiang Mai, Chiang Rai dan Bangkok pada minggu lalu. Pada momen itu, kami mengunjungi Hmong Doi Pui Village Hill Tribe di Chiang Mai dan beberapa destinasi lainnya.
Hmong Doi Pui Village Hill Tribe adalah suku Thailand yang berasimilasi dengan warga Yunnan, China. Di sana, pedagang suvenir masih sangat terbatas keterampilan Bahasa Inggrisnya, karena mereka hanya menggunakan bahasa ibu atau Thai saja.
"Komunikasi orang-orang sini memang jelek. Masih kurang. Cuma pihak-pihak tertentu saja yang bisa di dalam kota, tuk-tuk dan taksi," kata guide kami dari Chiang Mai, Masukree Kueteh.
"Kalau luar kota ya mereka tidak mengerti Bahasa Inggris. Cuma warga kota saja yang mengerti bahasa Inggris," dia menambahkan.
Jadi, kami tidak bisa tawar menawar tanpa bantuan guide. Pun bisa membeli barang dagangan mereka, pilihan barang yang kami inginkan pun sangat terbatas karena mereka tidak mengerti Bahasa Inggris untuk kategori barang lainnya.
Meski demikian, tiada penjual yang membohongi turis di sini. Karena, semua dagangan sudah diberi label harga dan bila beruntung dan mau, traveler bisa menawarnya saat keadaan tertentu.
Masukree pun menyebut keadaan negaranya sudah seperti negara Jepang. Karena, masih ada begitu banyak pedagang yang kurang memahami kalimat percakapan sehari-hari dalam Bahasa Inggris.
Padahal, bisa dibilang bahwa Chiang Mai adalah kota resor. Kemampuan berbahasa Inggris dasar sangat diperlukan karena banyak traveler mancanegara yang berbondong-bondong ke sana di saat dan akan masuk musim dingin.
"Kayak Jepang lah. Itu memang masalah kita harus dilatih lagi agar naik kemampuan mereka," kata Masukree.
Simak Video "Video: Harimau Emas Curi Perhatian Pengunjung di Thailand"
(msl/fem)