Viral Penumpang Belum Booster Kena Pungli Rp 200 Ribu di Bandara Kendari

Penumpang pesawat di Bandara Haluoleo Kendari kena pungli. Dia dimintai uang Rp 200.000 oleh petugas hanya karena penumpang itu belum suntik vaksin booster.

Penumpang dengan inisial HI dan B itu mengaku menjadi korban pungutan liar (pungli) saat akan melakukan penerbangan ke Makassar. Kedua penumpang yang belum menerima vaksin booster tersebut harus membayar Rp 200 ribu ke seorang petugas agar dapat masuk terminal bandara dan melakukan check in.

"Kami berdua sama-sama diminta bayar Rp 200 ribu," ujar HI kepada detikcom, Rabu (23/11/2022).

HI dan B hendak melakukan penerbangan dari Kendari menuju Makassar pada Senin (21/11). Namun saat itu mereka belum vaksin booster.

"Saya belum booster, baru vaksin dosis 1 tapi punya rapid antigen," kata HI.

Saat akan masuk ke dalam terminal bandara, HI dan B tidak diperkenankan masuk dan melakukan penerbangan karena belum booster. Namun tiba-tiba ada oknum petugas bandara yang menawarkan solusi dengan imbalan Rp 200 ribu per penumpang.

"Tiba-tiba ada petugas bilang sini saya antar ki masuk sampai ke dalam tapi bayar Rp 200 ribu per orang," kata HI.

Petugas yang menerima upah tersebut kemudian mengantarkan HI dan B untuk masuk ke terminal bandara. Petugas tersebut juga mengantarkan kedua penumpang tersebut mulai dari check in, pemeriksaan, hingga ke ruang tunggu keberangkatan.

"Sesampainya di ruang tunggu baru kami memberinya Rp 200 ribu. Saya lihat beberapa penumpang lain yang tidak booster juga ada memberikan Rp 200 ribu ke petugas," ungkapnya.

Tanggapan Pihak Bandara Haluoleo Kendari

Koordinator Humas Bandara Haluoleo Kendari Nurlansyah turut buka suara terkait pengaduan penumpang tersebut. Dia mengatakan pihaknya sedang mencari tahu oknum petugas yang diduga pungli.

"Saya belum (mengetahui) ini orangnya siapa karena kan kita tidak tahu siapa orangnya itu," ujar Nurlansyah saat dihubungi terpisah.

Tapi, Nurlansyah mengaku jika pihaknya juga sempat menerima aduan serupa, dimana penumpang yang belum booster dimintai Rp 200 ribu. Hanya saja Nurlansyah mengaku pihaknya perlu bukti untuk mengungkap dan menindak pelaku.

"Kalau memang ada buktinya tolong saya dikirimkan, karena kan kita tidak bisa bertindak tanpa ada bukti," kata Nurlansyah.

----

Artikel ini telah naik di detikSulsel dan bisa dibaca selengkapnya di sini.