Singapura Cs Mau Klaim Kebaya, Komunitas Pecinta Kebaya Ingin Gabung

bonauli - detikTravel
Rabu, 30 Nov 2022 14:45 WIB
Ilustrasi kebaya (detikcom/Agung Pambudhy)
Jakarta -

Singapura, Malaysia, Thailand dan Brunei Darussalam mau mengklaim kebaya sebagai warisan budaya ke UNESCO. Komunitas pecinta kebaya buka suara.

Komunitas pecinta kebaya, Pewaris Kebaya Labuh dan Kerancang menginginkan Indonesia ikut serta dalam pendaftaran kebaya ke UNESCO bersama 4 negara Asean.

Alasannya kebaya memang juga ada dan dipakai di keempat negara, yakni Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Thailand. Keinginan tersebut disampaikan dalam Urun Rembug Komunitas pada Selasa (29/11/2022).

Ketua Timnas HKN (Hari Kebaya Nasional) Lana T. Koentjoro, anggota Wantimpres Putri Kuswisnu Wardhani, serta perwakilan dari Kemendikbud, Kemenlu, Wakil Tetap RI di UNESCO, dan 23 komunitas hadir dalam acara tersebut.

"Kalau kita melihat ke belakang, sebaiknya Indonesia ikut joint nomination karena jangan sampai kita tidak dapat apapun dan itu bisa lebih buruk lagi," kata Vielga dari Pewaris Kebaya Kerancang dalam keterangan resmi.

Urun Rembug Komunitas pecinta kebaya Foto: (komunitas pecinta kebaya/ist)

Pendapat senada disampaikan Lia Natalia dari Komunitas Perempuan Berkebaya (KPB), Rahmi Hidayati (PBI), dan Mellyana dari Pewaris Kebaya Labuh. Melly menjelaskan ada persamaan budaya dengan negara tetangga, salah satunya adalah Kebaya Labuh yang mirip dengan kebaya yang ada di Johor dan Malaka.

"Kami, komunitas kebaya di Riau berpendapat agar Indonesia ikut Joint Nomination. Pencataan budaya ke Unesco itu bertujuan safe guarding dan melestarikan budaya tidak ada kaitannya dengan hak milik," papar Melly.

Direktur Institut Sarinah, Eva Sundari mengingatkan agar Indonesia memetik pelajaran dari kasus kain Songket beberapa waktu lalu.

"Agar kita tidak rugi bertubi-tubi," tandasnya.

Sementara itu anggota Tim Riset Timnas Hari Kebaya yang juga antropolog D Kumioratih menjelaskan bahwa pendaftaran kebaya ke UNESCO adalah nilai dan budaya dari kebaya, bukan kebaya sebagai benda atau artefak. Sebagai budaya, perlintasan kebaya tentu sangat luas sampai ke negara tetangga.

"Justru dengan ikut joint nomination menunjukkan jiwa besar Indonesia untuk bersama menjaga dan berbagi budaya," ujarnya.

Heru Nugroho dari Kebaya Tradisi.id yang juga mengawal Pencak Silat ke UNESCO berbagi pengalaman mengenai pengurusan pendaftaran elemen budaya ke UNESCO. Heru juga mengingatkan bahwa inskripsi ke Unesco itu bukan benda atau artefak.

"Sekali lagi yang harus kita pahami dan ingat, pendaftaran ke UNESCO adalah nilai budayanya. Ini seperti halnya Pencak Silat yang diinskripsikan ke UNESCO adalah Pencak Silat sebagai tradisi," paparnya.

Seperti dilansir Strait Times, Rabu (23/11/2022), Dewan Warisan Nasional Singapura mengumumkan secara resmi bahwa negara itu bersama tiga negara tetangga lainnya akan mengajukan kebaya ke Unesco secara joint nomination atau bersama. Nama Indonesia tidak ada dalam pengumuman tersebut namun demikian masih terbuka bagi negara lain termasuk Indonesia untuk ikut bergabung.

Sementara itu, Menparekraf Sandiaga Uno menegaskan kebaya akan tetap didaftarkan Indonesia sebagai Warisan Budaya Tak Benda ke UNESCO. Namun, Indonesia akan mendaftarkan kebaya sebagai Single Nomination, bukan Joint Nomination bersama dengan negara lainnya.

"Hasil rapat tanggal 16 November 2022, antara Komisi X DPR RI bersama dengan Kemendikbudristek, dihadiri juga oleh Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental Kemajuan Kebudayaan dan Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenko PMK, memberikan suatu penguatan, mengusulkan kebaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO melalui mekanisme Single Nomination," ungkap Sandiaga Uno dalam acara Weekly Press Briefing di Gedung Sapta Pesona Kemenparekraf Jakarta, Senin (28/11/2022).

Simak Video: Singapura dan 3 Negara Lainnya Daftarkan Kebaya ke UNESCO






(bnl/bnl)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork