Warga Desa Poton di Toraja Utara menggelar ritual potong babi untuk membantu mencari Babinsa bernama Serda Amiruddin yang hilang tenggelam di sungai Maiting.
Warga melakukan ritual potong babi tersebut agar penunggu Sungai Maiting memunculkan jasad korban yang sudah hanyut selama 6 hari.
"Itu persembahan saja kepada penunggu sungai ini. Agar penunggu sungai memunculkan korban yang sudah 6 hari hanyut," kata tokoh adat Rindingallo, Marten Tande.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada ritual persembahan itu, terlihat pihak keluarga korban Serda Amiruddin dibantu personel TNI menyembelih seekor babi di pinggir sungai. Setelah itu, babi dihanyutkan ke sungai.
Marten mengungkapkan, dalam ritual persembahan tidak diwajibkan memberikan seekor babi. Biasanya warga desa hanya menyembelih ayam hidup kemudian dikonsumsi saat kegiatan temu adat atau Kombongan.
"Tidak harus babi juga sebenarnya. Biasanya itu cuma ayam yang dipotong itu pun dikonsumsi masyarakat saat Kombongan. Tapi karena ada pawang yang menyuruh untuk menyembelih babi jadi pihak keluarga kemarin itu melakukan," ungkapnya.
Sungai Maiting Dikeramatkan
Menurut Marten, Sungai Maiting memang sudah dikeramatkan masyarakat setempat sejak zaman nenek moyang dahulu. Pasalnya sungai tersebut sudah menelan banyak korban jiwa.
"Dikeramatkan. Cerita dari nenek kami saat masih memegang kepercayaan Aluk Todolo sungai ini punya banyak penunggu. Sampai sekarang masyarakat masih mempercayai itu," kata Marten.
"Dulu pernah ada warga juga yang memandikan kerbaunya kemudian tiba-tiba hilang. Sementara kerbaunya itu masih ada di tempat," sambungnya.
Akibatnya lanjut Marten, jarang ada warga setempat yang berani turun melakukan aktivitas di Sungai Maiting. Ditambah lagi, ada beberapa pantangan yang tidak boleh dilakukan saat berada di lokasi tersebut, di antaranya dilarang mengucapkan kata-kata kasar.
"Jarang sekali orang yang turun ke sungai ini. Bahkan warga setempat jarang yang turun, karena mereka tau kalau sungai ini berbahaya. Saat berada di jembatan Maiting maupun sungai, itu tidak boleh berkata kasar, dan melamun. Karena kalau kosong pikiran itu biasanya diganggu," ucap Marten.
-----
Artikel ini telah naik di detikSulsel dan bisa dibaca selengkapnya di sini.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan