Begini Pesawatan Koleksi di Museum Radyapustaka Solo

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Begini Pesawatan Koleksi di Museum Radyapustaka Solo

Ahmad Rafiq - detikTravel
Minggu, 11 Des 2022 15:31 WIB
Bersih-bersih Museum Radyapustaka
Museum Radyapustaka Solo (Foto: Tandur Rimoro/detikcom)
Solo -

Museum Radyapustaka Solo jadi destinasi rujukan semenjak pembangunannya. Dapat bertahan hingga kini, begini perawatannya.

Hawa yang dingin terasa menusuk tulang di ruang manuskrip kuno yang ada di Museum Radyapustaka Solo. Hawa dingin itu berasal dari dua perangkat AC berukuran besar di ruangan yang tidak seberapa luas itu.

Salah satu ahli manuskrip yang bertugas di museum, Totok Yasmiran, terlihat sedang membaca buku kuno di salah satu meja. Dinginnya udara di dalam ruangan memaksanya memilih menggunakan jaket tebal, lengkap dengan penutup kepala.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang AC di ruangan manuskrip ini harus disetel dengan suhu paling rendah," kata Totok Yasmiran.

Hal itu dilakukan agar kelembapan di ruangan manuskrip bisa terjaga sehingga kertas-kertas buku kuno itu terjaga keawetannya.

ADVERTISEMENT

Museum Radyapustaka Solo menyimpan berbagai manuskrip dan artefak kuno yang bersejarah. Hingga kini koleksi yang usianya ratusan tahun itu masih bisa disaksikan oleh pengunjung.

Bersih-bersih Museum RadyapustakaBersih-bersih Museum Radyapustaka (Foto: Tandur Rimoro/detikcom)

Di dalam museum, koleksi berharga tersebut secara rutin dirawat dan dikonservasi agar tetap mampu bertahan dari pelapukan.

"Sebenarnya museum ini belum memiliki petugas teknis konservasi," kata tenaga teknis kurator Museum Radyapustaka Solo, Bangkit Supriyadi.

Beruntung, para petugas di Radyapustaka rata-rata telah mendapatkan pelatihan konservasi dari beberapa lembaga. Hal itu membuat mereka akhirnya mampu melakukan konservasi secara mandiri.

Menurut Bangkit, mereka melakukan konservasi terhadap koleksi secara bertahap. Hal itu disesuaikan dengan jumlah petugas serta banyaknya koleksi yang ada di museum.

Perawatan terhadap koleksi berupa batu terhitung paling mudah dilakukan. Di museum itu ada beberapa koleksi batu, baik berupa arca, batu kumpang, batu menhir, batu lesung, dan komboran.

"Perawatan dan konservasi terhadap koleksi batu biasanya dilakukan dengan membersihkan lumut," katanya.

Sedangkan untuk merawat koleksi yang terbuat dari logam biasanya membutuhkan alat dan bahan khusus. Selain mempertahankan warga logam, mereka harus membersihkan koleksi dari zat-zat penyebab korosi.

Adapun konservasi terhadap koleksi berupa buku kuno terhitung paling sulit. Sebab koleksi tersebut terhitung paling rapuh. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menjaga suhu dan kelembapan di ruang penyimpanan agar kertas tetap awet.

Baca artikel selengkapnya di detikJateng




(msl/msl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads