Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif diberi target yang cukup tinggi untuk tahun depan. Target itu antara lain, jumlah turis mancanegara di angka 3,5-7,4 juta kunjungan, wisatawan domestik sebanyak 1,2-1,4 miliar pergerakan, dan devisa pariwisata yang mencapai USD 2,07-5,95 miliar.
"Target tahun depan harus difokuskan. Ada yang 2 kali lipat, misalnya wisman 3,5-7,4 juta tapi kita punya resource yang berkurang 20 persen. Tapi kuncinya sebagai eks pengusaha saya tidak akan menyerah, saya akan mengetuk pintu bapak-bapak di dunia usaha, mari bersama berpromosi, berkolaborasi, salah satunya dengan co-branding, wonderful Indonesia untuk target 7 juta," ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dalam Rapat Koordinasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Grand Sahid.
Untuk tahun ini, beberapa target Kemenparekraf sudah terpenuhi. Seperti target wisman, target wisman 2022 sebesar 3,6 juta sudah terlampaui di bulan Oktober 2022, dengan tambahan di akhir tahun sekitar 600 ribuan per bulannya, maka Sandiaga optimistis tahun ini bisa mencapai 5 juta kunjungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara devisa pariwisata tahun ini sudah mencapai target di angka USD 4,3 miliar. Begitu juga dengan pergerakan wisatawan domestik yang sudah jauh melebihi target 800 juta pergerakan dari target 703 juta.
"Tahun depan pergerakan wisatawan domestik ditargetkan 1,4 miliar. Indonesia ini memang kurang piknik, nanti kita akan membuat insentif untuk desa wisata," ujarnya.
Desa wisata menjadi salah satu opsi karena menjadi salah satu penopang dan pandemic winner di kala pandemi Covid-19. Desa wisata setidaknya ada 4.000 desa di seluruh Indonesia yang bisa mendorong pergerakan wisnus.
"Alangkah baiknya untuk menghadirkan pergerakan 1,2-1,4 miliar ini, desa-desa wisata bisa mendapatkan tambahan anggaran untuk mendapatkan kunjungan tambahan," ujarnya.
Momen liburan akhir tahun juga akan dijadikan bantalan untuk mencapai target wisatawan domestik tahun depan. "Libur nataru memicu peningkatan dari kunjungan wisatawan Indonesia, target 1,2-1,4 miliar tidak bisa business as usual harus ada terobosan, tidak hanya think outside the box tapi juga think without the box," ujar Sandiaga.
![]() |
Indeks Pembangunan Kepariwisataan Nasional
Sementara itu untuk menguatkan pariwisata nasional, Sandiaga meluncurkan Indeks Pembangunan Kepariwisataan Nasional (IPKN). IPKN diluncurkan dengan tujuan untuk menumbuhkan kesadaran berbagai pihak akan pentingnya pembangunan ekosistem pariwisata.
"Kami sudah betul-betul melihat karena ini merupakan salah satu transformasi pariwisata kita," kata Sandiaga.
Sandiaga optimistis dengan kehadiran IPKN sektor pariwisata Indonesia akan semakin unggul dan dikenal oleh pasar internasional. "Bayangkan jika kita kompak bersama-sama, tidak mustahil kita bisa melakukan pembenahan yang diperlukan sehingga kita bisa menembus target 30 besar dunia dalam Travel & Tourism Development Index atau TTDI," katanya.
Selain itu, Sandiaga berpesan kepada seluruh jajaran pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah untuk memberikan komitmen yang kuat, terus berinovasi, serta senantiasa berkolabor-aksi dalam mengembangkan potensi ekosistem pariwisata di daerah masing-masing sehingga penilaian IPKN daerahnya bisa semakin baik.
"Komitmen pimpinan dan pemerintah daerah menjadi sangat penting agar ekosistem kepariwisataan di daerah dapat berjalan dengan baik. Untuk itu mari berkolaborasi untuk pembangunan dan penguatan sektor kepariwisataan di Indonesia," kata Sandiaga.
Dalam kesempatan tersebut, Sandiaga juga mengumumkan lima kategori subindeks penilaian IPKN. Kelimanya adalah subindeks enabling environment, travel and tourism policy enabling condition, infrastructure, travel and tourism demand drivers, serta travel and tourism sustainability.
Sementara itu, Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf Nia Niscaya menambahkan IPKN merupakan salah satu inisiatif strategi peningkatan peringkat Indonesia pada TTDI sebagaimana diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
IPKN dikembangkan dengan menurunkan konsep TTDI yang disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Kerangka kerja IPKN terdiri dari 5 subindeks, 16 pilar, dan 61 indikator sebagai tolak ukur pembangunan kepariwisataan yang inklusif dan berkelanjutan. Kerangka kerja ini menjadi dasar penilaian atas ketersediaan data daerah yang telah dirangkum oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
"Kerangka kerja tersebut tidak hanya menitikberatkan pada bagaimana cara peningkatan pembangunan pariwisata berdasarkan capaian atas data yang dimiliki, namun lebih jauh lagi melihat apakah pemerintah daerah memiliki perencanaan strategis yang mampu mendorong kemajuan (progress) pembangunan kepariwisataan dengan komitmen pemerintah daerah. Selain itu, dengan adanya IPKN ini, pemerintah daerah bisa mengetahui apa saja keunggulan dan kelemahan masing-masing daerah berlandaskan data sebagai landasan penyusunan kebijakan dan kebijakan daerah sehingga kebijakan tersebut bisa berdampak positif bagi pengembangan ekosistem pariwisata," kata Nia.
Nia menjelaskan ke depan penyusunan IPKN akan diumumkan secara berkala setiap satu tahun. "Penyusunan indeks ini didasari dari data terbaru dari BPS, yaitu data satu tahun terakhir," ucap Nia.
Berikut 5 besar daerah yang mendapatkan peringkat bagus dalam IPKN:
1. Bali (4,65)
2. Yogyakarta (4,54)
3. DKI Jakarta (4,44)
4. Jawa Tengah (4,03)
5. Sulawesi Selatan (3,99)
(ddn/wsw)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!