Seorang turis yang disebut netizen miskin menjelek-jelekkan Desa Sade di Lombok, NTB. Dalam sebuah video viral, ia terlihat akan membeli kerajinan tangan lokal.
Namun, dilihat detikTravel Sabtu (17/12/2022), barang yang hanya seharga beberapa dolar itu tak jadi dibeli. Ia lebih memilih untuk memberikan uangnya pada si nenek penjual.
Sambil menggerutu, ia menyebut Desa Sade sangatlah buruk dan ia ingin segera pergi dari desa yang penuh penipu itu. Berikut penjelasan Davud Akhundzada di unggahan TikTok miliknya:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa orang setuju dengan saya bahwa tindakan yang diperlukan harus diambil, dan beberapa orang sangat patriotik yang mengklaim bahwa menipu turis dengan konsep desa budaya adalah hal yang normal.
Juga, orang-orang memanggil saya "pelit" dan tawar-menawar untuk mendapatkan sarung 50K tidak melihat ketika saya menyerahkan 100K kepada wanita tua yang sebenarnya dipaksa untuk duduk di sana bertahun-tahun dan menjual barang-barang, di mana seharusnya dia harus berada di tempat tidur dan beristirahat menikmati hari tua.
Saya tidak akan pernah meremehkan kerja keras seseorang, dan saya mengerti pembuatan barang ini membutuhkan waktu berhari-hari dan berminggu-minggu. Tapi jangan menawarkan kepadaku dengan harga yang konyol dan memintaku untuk menawar.
Pada akhirnya, mereka masih menjualnya lebih mahal dari yang seharusnya bahkan jika Anda menawar karena Anda merasa senang menurunkan harga 2-3 kali lipat.
Akhirnya, ini adalah pengalaman saya yang saya bagikan tanpa filter. Apakah Anda menonton video ini atau tidak, saya akan tetap bereaksi sama dan melakukan hal yang sama. #Indonesia #Lombok #Travel 🇮🇩
![]() |
@davud_akh Some people agree with me that necessary actions have to be taken, and some people are so patriotic to claim it is completely normal to rip off tourists under the cultural village concept. Also, people calling me "cheap" and bargaining to get 50K sarung does not see when I hand over 100K to the old lady who is actually getting abused to sit there and sell stuff while she has to be in bed and rest and enjoy her last years. I would never disrespect someone's hard work, and I do understand these things take days and weeks to make. But do not come to me with a ridiculous amount and ask me to bargain. In the end, they are still selling it more expensive than it is supposed to be even if you bargain because you feel good about bringing the price 2-3 times down. Finally, these are my experiences which I share with no filters. Whether you watch these videos or not, I would still react the same and do the same things. #Indonesia #Lombok #Travel ♬ original sound - Davud Akhundzada
Tanggapan netizen
Tak berselang lama, netizen dari Indonesia langsung menyerbu akun davud_akh. Aneka komentar pedas dilontarkan.
"padahal itu pilihan loh, mau beli apa engga, jgn bilang nipu," kata sarii***.
"bagaimana tanggapannya pak @Sandiaga Uno ?," tanya Ruang Kelua***.
"aduh beda bng yg 60 itu tenunan dibuatnya manual:v," minato_w*** menjelaskan.
"di kata itu kain print2an kali yaaaa 60rb di bilang scam," ketus Yushi Narisw***.
"netizen indo mari kita kasih tau orang ini...siapa kitaaa," kata alva interi***.
![]() |
@davud_akh Replying to @Lilac ♬ original sound - Davud Akhundzada
Klarifikasi Davud Akhundzada
Dalam klarifikasinya, akun davud_akh tidak merasa bersalah dan tidak perlu meminta maaf. Ia sesumbar bahwa ia telah menyumbang begitu banyak donasi di negara yang ia kunjungi.
Ia tetaplah pada pendirian utamanya bahwa netizen tak melihat semua secara utuh dan itu ada di YouTube miliknya. Katanya fakta bahwa konsep desa wisata Sade Lombok itu adalah kesalahan besar dan pengalaman terburuk saat ia berada di Indonesia.
Jika melihat video yang lain, kata davud_akh, ia mengklaim selalu mempromosikan Indonesia dan mencintai warganya.
"Tapi hanya satu destinasi yang ia merasa sangat kecewa, yakni Desa Wisata Sade, Lombok," kata dia.
(msl/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol