Kota Amsterdam mulai gerah dengan serbuan wisatawan yang ingin menikmati wisata seks dan ganja. Pemerintahnya ingin merubah image wisata Amsterdam.
Dalam upaya terbaru meningkatkan citra Amsterdam, mengurangi perilaku urakan dan meningkatkan kenyamanan juga keamanan penduduk, pejabat pun mengumumkan kebijakan membatasi pertumbuhan dan gangguan pariwisata. Mereka juga ingin memerangi kepadatan penduduk.
Langkah-langkah terbaru yang diusulkan ini mencakup inisiatif yang menargetkan perilaku wisatawan yang menyusahkan, seperti membatasi jumlah kapal pesiar sungai, menerapkan waktu tutup lebih awal untuk bar, klub, dan rumah bordil. Lainnya, melarang merokok ganja di beberapa bagian kota.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagian lain dari inisiatif berfokus pada mengurungkan niat turis internasional yang berencana menjadi liar di Amsterdam. Kampanye yang dimaksud berjuluk 'stay away!' atau 'menjauh'.
"Beberapa bisnis menyalahgunakan citra Amsterdam untuk menjualnya sebagai tempat dengan perilaku tak tak terbatas," kata Wakil Walikota Sofyan Mbarki.
"Akibatnya, beberapa kelompok pengunjung menganggapnya sebagai kota di mana apapun bisa terjadi. Jenis pariwisata ini, serta penawaran yang secara khusus menargetkan kelompok ini tidak diinginkan oleh pemerintah kota," katanya.
Proposal kebijakan yang diumumkan pada 30 November itu dan merupakan upaya yang lebih luas untuk menangani pariwisata massal. Keberadaannya harus disetujui oleh dewan kota pada 21 Desember sebelum diberlakukan dan beberapa sektor pariwisata Amsterdam sudah bergabung.
"Kita harus menghilangkan citra seks, narkoba, dan rock and roll," kata Remco Groenhuijzen, manajer umum MΓΆvenpick Hotel Amsterdam City Center.
Berikut berita terpopuler detikTravel, Kamis (22/12/2022):
(pin/pin)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan