Di Tengah Serbuan Wisata Seks-Narkoba, Amsterdam Serukan Perlawanan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Di Tengah Serbuan Wisata Seks-Narkoba, Amsterdam Serukan Perlawanan

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Rabu, 21 Des 2022 23:00 WIB
Tourists walking in the red light district of Amsterdam, where prostitutes try to lure customers from behind their window
De Wallen/Oudezijds Voorburgwal/Red Light District di Amsterdam, Belanda (Foto: Getty Images/Hollandfoto)
Amsterdam -

Kota Amsterdam tetap panas meski musim dingin telah tiba. Turis menyesaki jalanan kecil kota itu demi nongkrong di kafe dan menghisap ganja.

Lainnya, ada yang sibuk tawar menawar dengan pekerja seksnya. Dan, ada pula yang hanya datang untuk berfoto di depan jendela merah lalu pergi begitu saja.

Itu adalah pemandangan dari De Wallen atau Oudezijds Voorburgwal, salah satu pusat wisata paling terkenal di dunia. Tetapi pejabat kini ingin menarik pengunjung karena menghargai warisan arsitektur, budaya yang unik, dan bukan hal-hal buruknya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam upaya terbaru meningkatkan citra Amsterdam, mengurangi perilaku urakan dan meningkatkan kenyamanan juga keamanan penduduk, pejabat pun mengumumkan kebijakan membatasi pertumbuhan dan gangguan pariwisata. Mereka juga ingin memerangi kepadatan penduduk.

Langkah-langkah terbaru yang diusulkan ini mencakup inisiatif yang menargetkan perilaku wisatawan yang menyusahkan, seperti membatasi jumlah kapal pesiar sungai, menerapkan waktu tutup lebih awal untuk bar, klub, dan rumah bordil. Lainnya, melarang merokok ganja di beberapa bagian kota.

ADVERTISEMENT

Bagian lain dari inisiatif berfokus pada mengurungkan niat turis internasional yang berencana menjadi liar di Amsterdam. Kampanye yang dimaksud berjuluk 'stay away!' atau 'menjauh'.

"Beberapa bisnis menyalahgunakan citra Amsterdam untuk menjualnya sebagai tempat dengan perilaku tak tak terbatas," kata Wakil Walikota Sofyan Mbarki.

"Akibatnya, beberapa kelompok pengunjung menganggapnya sebagai kota di mana apapun bisa terjadi. Jenis pariwisata ini, serta penawaran yang secara khusus menargetkan kelompok ini tidak diinginkan oleh pemerintah kota," katanya.

Proposal kebijakan yang diumumkan pada 30 November itu dan merupakan upaya yang lebih luas untuk menangani pariwisata massal. Keberadaannya harus disetujui oleh dewan kota pada 21 Desember sebelum diberlakukan dan beberapa sektor pariwisata Amsterdam sudah bergabung.

"Kita harus menghilangkan citra seks, narkoba, dan rock and roll," kata Remco Groenhuijzen, manajer umum MΓΆvenpick Hotel Amsterdam City Center.




(msl/wsw)

Hide Ads