Pesan Hati-hati Eksploitasi Danau Toba: Ingin Jernih Harus Minim Aktivitas

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pesan Hati-hati Eksploitasi Danau Toba: Ingin Jernih Harus Minim Aktivitas

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Rabu, 28 Des 2022 17:31 WIB
Danau Toba berkabut di musim hujan
Danau Toba (Foto: Syanti Mustika/detikcom)
Jakarta -

Danau Toba masuk dalam program destinasi super prioritas. Efeknya adalah kawasan ini kini begitu ramai dengan pembangunan dan acara.

Di sisi lain, pariwisata berkelanjutan terus digaungkan. Peneliti mengingatkan untuk merawatnya dengan bijak dan tidak terlalu mengeksploitasi jika ingin kualitas airnya tetap terjaga dengan baik.

Penataan kawasan Danau Toba yang merupakan agenda pemerintah masih menjadi perdebatan hangat hingga saat ini. Berbagai pandangan, pro dan kontra, mewarnai rencana pemerintah untuk menertibkan kawasan Danau Toba hingga mengembalikan kualitas airnya menjadi oligotrofik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Itu adalah kondisi di mana airnya sangat bening dan jernih sehingga apa yang ada di dalamnya cenderung dapat dilihat. Selain itu, air yang seperti itu mempunyai ketersediaan oksigen yang memadai dan tidak pernah habis dari permukaan air hingga dasar danau.

Prof. Ternala Barus, Ketua Peneliti Kajian Daya Dukung & Daya Tampung Danau Toba (DDDT), serta Guru Besar Universitas Sumatera Utara, baru saja merampungkan penelitiannya di 2022 terkait Daya Dukung dan Daya Tampung Danau Toba yang diinisiasi oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara.

ADVERTISEMENT

"Dari pemantauan 4 tahun berturut-turut Tahun 2005, 2006, 2007 dan 2008 ditemukan nilai oksigen yang terlarut (DO) tahun 2006 memang terjadi penurunan. Namun begitu, jika kita menginginkan status oligotrofik, itu artinya tidak diperbolehkannya kegiatan apapun di Kawasan Toba," katanya dalam siaran resmi, Rabu (28/12/2022).

Pengembangan kegiatan ekonomi dan konservasi harus seimbang dan mengadopsi prinsip-prinsip keberlanjutan. Pencegahan pencemaran danau Toba perlu dilakukan dengan menyeluruh, baik dari sumber pencemar di darat maupun di perairan, yang berasal dari beragam aktifitas ekonomi dan sosial yang ada.

"Hasil kajian Daya Dukung Danau Toba yakni sebesar 55.083,16 ton per tahun. Daya dukung ini tentu dapat dijalankan dengan mengaplikasikan tata kelola pembangunan yang berkelanjutan, yang meliputi pertumbuhan ekonomi, keberlanjutan sosial, dan keberlanjutan lingkungan," katanya dalam sosialisasi hasil penelitian di hadapan pemerintah pusat sampai pemerintah kabupaten.

Danau Toba merupakan destinasi penting secara historis dan ekonomi masayarakat Indonesia, khususnya Sumatera Utara. Bermacam-macam kegiatan mulai dari pariwisata, rumah tangga, transportasi, peternakan, pertanian, budidaya perikanan, hingga pabrik-pabrik industri telah lama dilakukan di kawasan Danau Toba.




(msl/fem)

Hide Ads