Welcome d'travelers !

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau

ADVERTISEMENT

Senin, 09 Jan 2023 12:23 WIB

TRAVEL NEWS

Inikah Biang Kerok Tiket Kereta Api yang Mahal?

Calon penumpang mencetak boarding pass di Check In Counter, Stasiun Gambir, Jakarta, Jumat (1/4/2022). PT Kereta Api Indonesia (Persero) telah membuka penjualan tiket kereta api pada masa Angkutan Lebaran 1443 H di aplikasi KAI Access, web kai.id, loket stasiun, serta seluruh channel resmi penjualan tiket KAI lainnya.
Loket penjualan tiket kereta api (Foto: Agung Pambudhy)
Jakarta -

Tiket kereta api sedang menjadi sorotan. Banyak keluhan masyarakat yang menyebutkan harga tiket kereta api sedang berada di tingkat yang sangat mahal.
Hal ini pun memancing banyak komentar di media sosial Twitter. Salah satu komentar pedas sempat muncul dari Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu.

Dalam cuitannya, Said Didu menyatakan tiket kereta api terus naik disebabkan oleh beban besar penugasan yang diberikan kepada PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI selaku operator kereta api. Dia menyebutkan KAI mendapatkan penugasan untuk membangun kereta cepat hingga LRT Jabodebek. Belum lagi KAI juga ditugaskan untuk mengoperasikan kereta bandara dan KRT Palembang.

Tugas-tugas tersebut, menurut Said Didu, memicu utang perubahan jadi makin besar. Alhasil untuk menghindari kebangkrutan, KAI pun harus menaikkan tiket kereta api.

"Utang PT KAI sudah sangat besar utk pembanguna Kereta Api Cepat, LRT Jakarta, Kereta Bandara, dan LRT Palembang shg utk hindari kebangkrutan harga tiket harus naik," cuit Said Didu dilansir dari akun pribadinya @msaid_didu, Senin (9/1/2023).

Menurut Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Deddy Herlambang sederet penugasan yang diemban PT KAI memang bisa saja berdampak kepada perusahaan. Bisa jadi penugasan-penugasan tersebut berdampak kepada keuangan KAI.

Namun, menurutnya beban penugasan kepada KAI ini tidak akan berdampak langsung kepada kenaikan harga tiket kereta api.

"Mungkin ada dampaknya, tapi dampak tidak langsung ya. Memang semuanya PMN namun untuk operasikan proyek penugasan seperti kereta cepat dan LRT Jabodebek tentunya perlu cash keras, tentunya KAI menalangi cash keras untuk proyek-proyek penugasannya," ujar Deddy seperti dilansir dari detikFinance.

Tiket kereta api yang makin mahal, menurut Deddy, terjadi karena adanya perubahan struktur tarif tiket yang dioperasikan KAI.

Hal itu terjadi karena dua hal, pertama adanya kontrak Perawatan dan Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara (Infrastructure Maintenance and Operation) atau IMO yang belum dibayarkan kepada KAI oleh negara.

Kedua, KAI membayar biaya Track Access Charge (TAC) yang terlalu mahal. Menurut Deddy, ada perubahan tarif TAC yang makin mahal pada 2021 kemarin. TAC merupakan biaya yang harus dibayar oleh penyelenggara sarana perkeretaapian untuk penggunaan prasarana perkeretaapian yang dimiliki atau dioperasikan.

"Tiket kereta api lebih mahal secara langsung memang ada dampak dari dana IMO yang belum terbayarkan oleh Pemerintah. Lalu, ada tarif TAC yang berubah di 2021 sesuai PMK 128 tahun 2021. Mungkin, hal-hal ini yang mempengaruhi struktur tarif tiket KA non-Subsidi," jelas Deddy.

"Saran saya kepada KAI untuk berkenan mensosialisasikan perubahan tarif ini kepada masyarakat sehingga publik tidak perlu bertanya-tanya lagi di dunia maya," tegasnya.

detikcom sendiri sudah mengkonfirmasi PT KAI soal komentar Said Didu, apa benar penugasan yang diberikan membuat beban perusahaan makin besar dan mesti menaikkan harga tiket kereta api. Namun sampai saat ini belum mendapat jawaban.

Sementara itu sebelumnya, Public Relations KAI Joni Martinus menyebut harga tiket kereta api komersial sejauh ini ditetapkan tergantung pasar, sehingga tarif kereta fluktuatif. Ada masanya tiket mahal, ada waktunya juga tiket murah.

"Tarif KA Komersial sifatnya fluktuatif menyesuaikan dengan demand dari pelanggan. Tarifnya juga kami pastikan selalu berada dalam Tarif Batas Bawah (TBB) - Tarif Batas Atas (TBA) yang telah ditetapkan," ungkap Joni dalam keterangannya.

Adapun, untuk kereta api yang sifatnya PSO, Joni menegaskan tarifnya selalu tetap sesuai dengan tarif yang telah ditentukan oleh pemerintah.

Di sisi lain, untuk memberikan alternatif, KAI akan menjual tiket ke berbagai tujuan dalam berbagai kelas dan subkelas. Tujuannya, agar penumpang dapat memilih tarif yang diinginkan sesuai dengan kebutuhannya.

"KAI juga menyediakan tarif khusus dimana pelanggan dapat membeli tiket dengan tarif lebih murah khusus untuk rute dan KA-KA tertentu. Tiket dapat dibeli melalui aplikasi KAI Access atau loket stasiun maksimal 2 jam sebelum keberangkatan," ujar Joni.

Joni juga menyatakan KAI sudah rutin menyediakan event promo diskon tiket serta menyediakan tarif reduksi bagi lansia, infant, wartawan, dan berbagai instansi lainnya.



Simak Video "Emak-emak Nekat Terobos Palang Rel, Jatuh Sesaat Sebelum Kereta Lewat"
[Gambas:Video 20detik]
(hal/ddn)
BERITA TERKAIT
BACA JUGA