TRAVEL NEWS
Ada Pesawat Jatuh, Turis Berbondong-bondong Batal Liburan ke Nepal

Tragedi jatuhnya pesawat Yeti Airlines membuat turis takut liburan ke Nepal. Tercatat sejumlah pembatalan dilakukan sejak kecelakaan tersebut.
Nepal termasuk negara yang banyak diincar turis untuk liburan. Kondisi geografis dan budaya yang unik, membuat negara ini menarik untuk dikunjungi.
Nepal juga melihat pariwisata sebagai potensi yang bagus untuk perekonomian mereka. Menurut laporan World Bank, pariwisata adalah industri kunci bagi Nepal karena berkontribusi sebanyak 7 persen untuk PDB.
Pada 2021, tercatat 150 ribu turis asing datang ke Nepal. Mayoritas dari mereka datang ke sana via udara.
Ibu kota Nepal, Kathmandu, menjadi pintu masuk bagi turis mancanegara. Di sanalah, pesawat dari berbagai negara mendarat dan dari sana juga, para turis itu terbang ke daerah-daerah wisata di Nepal.
Kebanyakan destinasi wisata di Nepal memang berada di wilayah terpencil. Oleh sebab itu, maskapai memilih menggunakan pesawat berjenis ATR atau pesawat baling-baling untuk menjangkau rute pendek dan mampu mendarat di bandara kecil.
Seperti halnya penerbangan Yeti Airlines yang sejatinya terbang dari Kathmandu dan mendarat di Pokhara pada Minggu (15/1/2023). Pokhara merupakan kota wisata yang umum dikunjungi wisatawan. Sayangnya, harapan berwisata itu pupus karena pesawat mengalami kecelakaan.
Berita ini dengan cepat menyebar dan membuat banyak turis enggan ke Nepal. Hal itu diungkapkan Subhash Goyal, pendiri dan ketua STIC Travel and Air Charter Group, salah satu grup pariwisata terbesar di India.
Kata dia, tragedi jatuhnya pesawat Yeti Airlines itu membuat 60 persen pemesanan liburan ke Nepal dibatalkan. Sebagian besar pembatalan berasal dari wisatawan asing terutama orang Eropa.
Hal ini tentu menjadi pukulan buruk bagi pariwisata Nepal. Padahal negara itu sedang gencar menggenjot jumlah wisatawan asing setelah COVID-19 mereda.
Simak Video "Detik-detik Sesaat Sebelum Jatuhnya Pesawat di Nepal Terekam Kamera!"
[Gambas:Video 20detik]
(pin/fem)