Bandara yang akan menjadi landasan dari Yeti Airlines yang jatuh dan menewaskan 72 penumpangnya ternyata tidak memiliki sistem navigasi untuk memandu pilot. Sistem ini baru akan ada di akhir Februari nanti.
Diberitakan AP, Jumat (20/1/2023) Jagannath Niroula, juru bicara Otoritas Penerbangan Sipil Nepal, mengatakan sistem pendaratan instrumen Bandara Internasional Pokhara tidak akan berfungsi hingga 26 Februari 2023.
Sistem pendaratan instrumen membantu pesawat terbang dengan aman ketika pilot tidak dapat mempertahankan kontak visual dengan rintangan di sekitarnya dan tanah, terutama karena kondisi cuaca atau pada malam hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pakar keselamatan penerbangan mengatakan fakta itu mencerminkan catatan keselamatan udara Nepal yang buruk, meskipun penyebab kecelakaan Yeti Airlines belum ditentukan.
Amit Singh, seorang pilot berpengalaman dan pendiri Yayasan Safety Matters India, mengatakan kurangnya sistem pendaratan instrumen atau alat bantu navigasi dapat menjadi penyebab utama kecelakaan dan menunjuk pada 'budaya keselamatan udara yang terkenal buruk di Nepal'.
"Terbang di Nepal menjadi tantangan jika Anda tidak memiliki alat bantu navigasi dan menambah beban kerja pilot setiap kali mereka mengalami masalah selama penerbangan," kata Singh.
"Kurangnya sistem pendaratan instrumen hanya menegaskan kembali bahwa budaya keselamatan udara Nepal tidak memadai," dia menambahkan.
Bukan rahasia lagi, Nepal memiliki reputasi sebagai salah satu wilayah paling tidak aman untuk perjalanan udara di dunia. Kecelakaan pesawat di negara itu telah menewaskan 357 orang sejak tahun 2000, menurut data dari Aviation Safety Network.
Kecelakaan Yeti Airlines adalah yang paling mematikan di Nepal sejak 1992, menunjukkan sebuah pesawat Pakistan International Airlines menabrak bukit ketika mencoba mendarat di Kathmandu. Insiden itu menewaskan semua penumpang, 167 orang, di dalamnya. Dari data Safety Matters Foundation, ada 42 kecelakaan pesawat fatal di Nepal sejak 1946.
Laporan keselamatan tahun 2019 dari Otoritas Penerbangan Sipil Nepal mengatakan topografi yang tidak bersahabat dan pola cuaca yang beragam di negara itu adalah bahaya terbesar bagi penerbangan di Nepal.
(sym/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025