Welcome d'travelers !

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau

ADVERTISEMENT

Selasa, 17 Jan 2023 09:45 WIB

TRAVEL NEWS

Ini Alasan Mengapa Pesawat Sering Jatuh di Nepal

bonauli
detikTravel
Nepalese rescue workers and civilians gather around the wreckage of a passenger plane that crashed in Pokhara, Nepal, Sunday, Jan. 15, 2023. Authorities in Nepal said 68 people have been confirmed dead after a regional passenger plane with 72 aboard crashed into a gorge while landing at a newly opened airport in the resort town of Pokhara. Its the countrys deadliest airplane accident in three decades. (AP Photo/Krishna Mani Baral)
Yeti Airlines jatuh di Nepal (AP Photo/Krishna Mani Baral)
Jakarta -

Dunia penerbangan kembali berduka dengan jatuhnya pesawat Yeti Airlines di Nepal. Ada alasan khusus mengapa sering terjadi kecelakaan pesawat di sana.

Nepal mungkin menjadi momok tersendiri bagi para pilot yang terbang melewatinya. Medan yang bergunung-gunung menjadi tantangan tersendiri.

Hal tersebut pernah diungkapkan laporan Otoritas Penerbangan Sipil Nepal pada 2019. Mereka menyebut Nepal memiliki topografi yang bermusuhan dan menjadi tantangan besar yang dihadapi pilot.

Nepal sendiri merupakan rumah bagi 8 dari 14 gunung tertinggi di dunia, termasuk Gunung Everest. Kondisi ini membuat pesawat sulit dinavigasi terutama saat cuaca buruk.

Kondisi semakin diperburuk karena penerbangan di sana hanya dapat dilakukan pesawat kecil yang mampu mencapai lokasi terpencil dan bergunung-gunung. Menurut laporan Otoritas Penerbangan Sipil, pesawat dengan 19 kursi akan lebih rawan mengalami kecelakaan.

Ibu kota Kathmandu adalah pusat transit utama Nepal. Dari sanalah banyak pesawat kecil berangkat.

Kemudian, bandara di Kota Lukla, di timur laut Nepal, sering disebut sebagai bandara paling berbahaya di dunia. Dikenal sebagai pintu gerbang ke Everest, landasan pacu bandara terletak di sisi tebing di antara gunung-gunung. Bagian ujungnya bahkan langsung berbatasan dengan jurang.

Risiko penerbangan di Nepal semakin besar ketika investasi untuk perawatan pesawat tua juga kurang.

Pada tahun 2015, Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), sebuah badan Perserikatan Bangsa-Bangsa, memprioritaskan membantu Nepal melalui Kemitraan Bantuan Implementasi Keselamatan Penerbangannya. Dua tahun kemudian, ICAO dan Nepal mengumumkan kemitraan untuk mengatasi masalah keamanan.

Meskipun negara ini dalam beberapa tahun terakhir telah meningkatkan standar keselamatannya, tantangan penerbangan itu tetap ada. Hal itu dibuktikan dengan sejumlah insiden pesawat jatuh setelahnya.

Tahun lalu, tepatnya pada 22 Mei, pesawat Tara Air mengalami kecelakaan. Sebanyak 22 penumpang meninggal dunia dalam insiden itu.

Kemudian pada Maret 2018, terjadi juga kecelakaan ketika pesawat Bangla Airlines hendak mendarat di Bandara Kathmandu. Saat itu, 51 penumpang dikabarkan tewas.

Terkini, pesawat Yeti Airlines berjenis ATR 72 jatuh dalam penerbangan dari Kathmandu menuju Pokhara. Pesawat ini membawa 72 penumpang dan tak ada yang selamat.

Berikut 10 berita terpopuler detikTravel lainnya:



Simak Video "Drone Dikerahkan Cari Korban Pesawat Yeti Airlines"
[Gambas:Video 20detik]
(bnl/bnl)
BERITA TERKAIT
BACA JUGA
detik Pagi
×
Live Chat Klik Di Sini
Live Chat Klik Di Sini Selengkapnya