Welcome d'travelers !

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau

ADVERTISEMENT

Senin, 16 Jan 2023 05:39 WIB

TRAVEL NEWS

Kenapa Pesawat Sering Jatuh di Nepal?

Putu Intan
detikTravel
Rescuers inspect the site of a plane crash in Pokhara on January 15, 2023. - An aircraft with 72 people on board crashed in Nepal on January 15, Yeti Airlines and a local official said. (Photo by Yunish Gurung / AFP)
Pesawat Yeti Airlines jatuh di Nepal. Foto: AFP/YUNISH GURUNG
Jakarta -

Jatuhnya pesawat Yeti Airlines menambah panjang catatan kecelakaan pesawat di Nepal. Lantas, mengapa pesawat sering jatuh di Nepal?

Nepal mungkin menjadi momok tersendiri bagi para pilot yang terbang melewatinya. Medan yang bergunung-gunung menjadi tantangan tersendiri.

Hal tersebut pernah diungkapkan laporan Otoritas Penerbangan Sipil Nepal pada 2019. Mereka menyebut Nepal memiliki topografi yang bermusuhan dan menjadi tantangan besar yang dihadapi pilot.

Nepal sendiri merupakan rumah bagi 8 dari 14 gunung tertinggi di dunia, termasuk Gunung Everest. Kondisi ini membuat pesawat sulit dinavigasi terutama saat cuaca buruk.

Kondisi semakin diperburuk karena penerbangan di sana hanya dapat dilakukan pesawat kecil yang mampu mencapai lokasi terpencil dan bergunung-gunung. Menurut laporan Otoritas Penerbangan Sipil, pesawat dengan 19 kursi akan lebih rawan mengalami kecelakaan.

Ibu kota Kathmandu adalah pusat transit utama Nepal. Dari sanalah banyak pesawat kecil berangkat.

Kemudian, bandara di Kota Lukla, di timur laut Nepal, sering disebut sebagai bandara paling berbahaya di dunia. Dikenal sebagai pintu gerbang ke Everest, landasan pacu bandara terletak di sisi tebing di antara gunung-gunung. Bagian ujungnya bahkan langsung berbatasan dengan jurang.

Risiko penerbangan di Nepal semakin besar ketika investasi untuk perawatan pesawat tua juga kurang.

Pada tahun 2015, Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), sebuah badan Perserikatan Bangsa-Bangsa, memprioritaskan membantu Nepal melalui Kemitraan Bantuan Implementasi Keselamatan Penerbangannya. Dua tahun kemudian, ICAO dan Nepal mengumumkan kemitraan untuk mengatasi masalah keamanan.

Meskipun negara ini dalam beberapa tahun terakhir telah meningkatkan standar keselamatannya, tantangan penerbangan itu tetap ada. Hal itu dibuktikan dengan sejumlah insiden pesawat jatuh setelahnya.

Tahun lalu, tepatnya pada 22 Mei, pesawat Tara Air mengalami kecelakaan. Sebanyak 22 penumpang meninggal dunia dalam insiden itu.

Kemudian pada Maret 2018, terjadi juga kecelakaan ketika pesawat Bangla Airlines hendak mendarat di Bandara Kathmandu. Saat itu, 51 penumpang dikabarkan tewas.

Terkini, pesawat Yeti Airlines berjenis ATR 72 jatuh dalam penerbangan dari Kathmandu menuju Pokhara. Pesawat itu membawa 72 orang di mana 16 di antaranya sudah ditemukan dalam kondisi meninggal.



Simak Video "Korban Pesawat Jatuh Jadi 67 Orang, PM Nepal Gelar Rapat Kabinet"
[Gambas:Video 20detik]
(pin/fem)
BERITA TERKAIT
BACA JUGA
detik Pagi
×
Live Chat Klik Di Sini
Live Chat Klik Di Sini Selengkapnya