Seorang petinggi di India berkomentar pedas akan keberadaan harimau. Ia ingin makhluk itu tak lagi ada atau dimusnahkan saja.
Melansir BBC, Minggu (22/1/2023), AK Saseendran seorang menteri satwa liar di negara bagian Kerala berbicara tentang pemusnahan harimau. Kometarnya ini lalu memicu perdebatan sengit tentang konservasi.
Ia mengatakan bahwa pemerintahnya dapat mempertimbangkan solusi termasuk sterilisasi atau pemusnahan untuk memeriksa jumlah harimau di negara bagian tersebut. Ucapannya itu menyikapi tewasnya seorang petani dalam sebuah serangan harimau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri tersebut kemudian mengatakan kepada bahwa dia hanya mengulangi saran dari penduduk setempat tentang pemusnahan harimau.
Saat itu, komentarnya telah memicu diskusi tentang konservasi satwa liar, dengan beberapa ahli menunjukkan kemarahan dan aksi pemusnahan adalah saran yang tidak dapat dipertahankan secara hukum.
India adalah rumah bagi lebih dari 70% harimau dunia, menurut perkiraan pemerintah. Jumlahnya mencapai 2.976.
Tetapi habitat harimau tidak berkembang dengan kecepatan yang sama, memaksa keadaan yang disebut harimau surplus. Mereka pindah ke luar kawasan lindung dan berkonflik dengan manusia.
Undang-undang perlindungan satwa liar federal, yang diterapkan pada tahun 1972, membuatnya hampir ilegal untuk membunuh atau menangkap harimau. Namun demikian, hewan itu ditunjuk sebagai hewan nasional India meski mereka terlibat dalam konflik.
Serangan di Kerala terjadi pada 13 Januari di kawasan hutan Mananthavady di Distrik Wayanad. Korban (50) menderita luka serius di tangan dan kakinya dan meninggal karena serangan jantung saat dipindahkan dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain.
Sebuah laporan medis mengatakan bahwa luka-lukanya telah menyebabkan pendarahan yang sangat buruk. Setelah kematiannya, penduduk setempat yang marah memprotes petugas hutan dan menuntut agar harimau itu dibunuh.
"Kita harus mencari solusi untuk mengendalikan hewan... Saya tidak terburu-buru untuk memusnahkan," kata Saseendran.
Dr Ullas Karanth, seorang konservasionis dan pakar harimau, mengatakan bahwa selama 50 tahun terakhir, populasi harimau hanya bertambah seribu, jauh lebih sedikit dari yang seharusnya.
"Jadi saran untuk memusnahkan harimau untuk mengurangi jumlahnya bukanlah ide yang bagus," katanya.
Praveen Bhargav, mantan anggota Dewan Nasional untuk Satwa Liar, mengatakan bahwa bagian yang baru saja diubah dari Undang-Undang Margasatwa India tidak mengizinkan harimau sebagai hama.
(msl/wsw)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!