Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida benar-benar risau dengan angka kelahiran rendah dan populasi menua. Pemerintah Jepang segera membentuk badan khusus untuk menanganinya.
Kishida menyebut krisis penduduk yang dihadapi Jepang terbilang akut. Merujuk data dari Bank Dunia, Jepang mencatat proporsi penduduk berusia 65 tahun ke atas di Jepang tertinggi kedua di dunia, cuma kalah dari Monaco.
"Jumlah kelahiran diperkirakan turun di bawah 800 ribu tahun lalu," ujar Kishida di hadapan anggota parlemen, seperti dikutip AFP, Selasa (24/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kishida menekankan kebijakan mengenai anak dan pengasuhan anak adalah masalah yang tidak bisa disepelekan. Pemerintah akan segera membuat Badan Anak dan Keluarga pada April. Badan ini dirancang untuk mendukung orang tua dan memastikan keberlanjutan ekonomi terbesar ketiga di dunia itu.
"Kita harus membangun ekonomi sosial yang mengutamakan anak untuk membalikkan angka kelahiran yang rendah," katanya.
Saat ini, Jepang berpenduduk 125 juta jiwa. Jepang mencari cara untuk memenuhi kebutuhan penduduk lanjut usia yang tumbuh pesat sejak lama.
Angka kelahiran melambat di sejumlah negara karena beberapa faktor di antaranya kenaikan biaya hidup, lebih banyak wanita memasuki dunia kerja dan sebagian masyarakat yang memilih menunda untuk memiliki anak. Situasi itu diperparah oleh pandemi.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!