Pemkab Lombok Utara berencana menerapkan kebijakan one gate system bagi wisatawan dari Bali ke Gili Trawangan, Meno dan Air (Tramena) menggunakan kapal cepat.
Menparekraf Sandiaga Uno pun mengapresiasi kebijakan tersebut. Namun Sandiaga mengingatkan agar sosialisasi terus dilakukan dan semua pihak tetap memberikan pelayanan yang terbaik bagi para wisatawan.
"Kemenparekraf mengingatkan semua pihak untuk bersama-sama menjaga momentum kebangkitan pariwisata dengan memberikan pelayanan terbaik kepada wisatawan. Sosialisasi kepada semua pihak yang akan terdampak dari diberlakukannya kebijakan ini juga perlu dilakukan terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penerapannya," ujar Sandiaga dalam keterangannya kepada detikTravel, Selasa (24/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melalui kebijakan one gate system, nantinya kapal cepat yang mengangkut wisatawan dari Bali akan langsung menuju Pelabuhan Bangsal, Lombok Utara.
Dari Pelabuhan Bangsal, wisatawan diangkut menggunakan angkutan lokal public boat milik Koperasi Karya Bahari menuju kawasan Gili Tramena supaya wisatawan tetap merasa aman dan nyaman.
Terkait pihak yang kontra, Sandiaga meminta ada forum khusus yang membahas mengenai hal tersebut. Semua stakeholder pariwisata harus duduk bersama dan mencapai kesepakatan.
"Kemenparekraf secara umum mendorong adanya suatu Forum Tata Kelola Pariwisata baik tingkat Kabupaten maupun di provinsi NTB, sehingga forum tersebut menjadi pertemuan berkala para pemangku kepentingan terkait untuk membicarakan dinamika kepariwisataan di daerah dan mencari solusinya bersama-sama secara kolaboratif," imbuh Sandiaga.
Sandiaga Uno juga mengingatkan agar sebelum kebijakan ini diterapkan, semua infrastruktur harus sudah siap sehingga keamanan dan kenyamanan wisatawan bisa terjamin.
"Secara khusus Kemenparekraf meminta sebelum kebijakan ini diberlakukan agar segala infrastruktur yang dibutuhkan terkait keamanan dan keselamatan wisatawan untuk dipersiapkan dengan baik, seperti misalnya fasilitas pelabuhan, standar kapal, marka atau tanda lalu lintas laut, SOP dan perlengkapan pendukung keselamatan," jelasnya.
"Semoga kebijakan ini menjadi kebijakan yang tepat guna, tepat manfaat dan tepat waktu. Kuncinya adalah adaptasi, inovasi dan kolaborasi. Setiap kebijakan baru pasti ada pro dan kontra, tetapi yang perlu diingat adalah jangan sampai pertentangan tersebut mengganggu kenyamanan para wisatawan yang berkunjung," tutup Sandiaga.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!