Gubernur Bali Koster Ajak Warga Minum Arak 1 Sloki Tiap Pagi dan Malam

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Gubernur Bali Koster Ajak Warga Minum Arak 1 Sloki Tiap Pagi dan Malam

I Wayan Selamat Juniasa - detikTravel
Kamis, 26 Jan 2023 07:41 WIB
Ilustrasi arak Bali
Ilustrasi arak Bali (Foto: Getty Images/iStockphoto/Neustockimages)
Denpasar -

Gubernur Bali I Wayan Koster mempopulerkan arak Bali. Dia mengajak warga Bali minum arak satu sloki setiap pagi dan malam hari.

Koster menyebut minum arak satu sloki pada pagi hari sebelum berangkat kerja bisa menjaga kesehatan dan mendongkrak semangat kerja,

"Jadi, minumlah arak ini untuk kesehatan bukan untuk mabuk-mabukan," kata Koster saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Karangasem, Bali, Rabu (25/1/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kampanye itu menjadi salah satu jalan menuju peringatan hari arak pada 29 Januari. Dia optimistis cara tersebut bisa menjaga warisan leluhur. Selain itu, arak tradisional Bali sudah mendapat pengakuan sebagai warisan budaya tak benda.

"Proses pembuatan arak tradisional Bali ini harus dijaga dan dilestarikan. Produk arak harus dimanfaatkan secara bijak dan tidak disalahgunakan," ujar Koster.

ADVERTISEMENT

Ia menilai pandangan sebagian orang yang menganggap hari arak ajang mabuk, itu salah. Menurutnya yang salah bukan araknya, tetapi jika disalahgunakan dengan minum arak berlebihan, karena apapun yang dikonsumsi berlebihan akan menyebabkan mabuk.

"Air satu galon jika diminum sendirian dalam waktu singkat juga pasti akan bikin mabuk, jadi jangan salahkan araknya tapi perilaku kita yang harus tepat dalam memanfaatkan arak ini," kata dia.

Untuk itu, pada momen hari arak, Koster akan menertibkan masyarakat yang masih membuat arak fermentasi atau arak gula. Ia juga berencana memberikan edukasi dan berkoordinasi dengan desa bahwa arak gula sangat berbahaya karena tidak dibuat secara tradisional.

"Arak gula sangat berbahaya untuk kesehatan karena cita rasanya sangat berbeda dengan arak tradisional. Selain itu, jika arak gula tidak ditertibkan akan berdampak terhadap pembuatan arak tradisional yang merupakan warisan leluhur," ujar Koster.

***

Artikel ini sudah lebih dulu tayang di detikBali. Selengkapnya klik di sini.




(fem/fem)

Hide Ads