TRAVEL NEWS
Terungkap! Heboh Indonesia di The Last Of Us, Ternyata Syutingnya Bukan di RI

Indonesia menjadi latar belakang cerita zombie dalam serial yang tayang di HBO Go The Last of Us. Tetapi, rupanya pengambilan gambar dilakukan di negara lain.
Serial yang menggambarkan dunia usai apokaliptik, yakni saat populasi manusia menyusut karena infeksi jamur, itu mengadopsi game dengan judul yang sama. Serial itu membetot perhatian masyarakat Indonesia karena melibatkan aktor dan aktris Indonesia. Selain itu, ada latar kejadian di Indonesia.
Tetapi rupanya, syuting film itu bukan di Indonesia. Fakta itu diungkapkan oleh Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko bidang Kemaritiman dan Investasi Odo RM Manuhutu.
Odo menyebut pengambilan gambar tidak dilakukan di Indonesia karena terkait perizinan. Yakni, cenderung lama dan prosesnya panjang.
"Film The Last of Us viewers-nya mencapai 18 juta, salah satu adegannya di Jakarta dengan artisnya Christine Hakim. Tapi syutingnya di Kanada. Salah satu penyebabnya adalah proses perizinan yang panjang," kata Odo dalam Laporan Transparansi dan Akuntabilitas Bank Indonesia (LTABI) 2022, dikutip Selasa (31/1/2023).
Berkaca kepada pengalaman itu, Kemenparekraf akan memfasilitasi industri kreatif untuk membuat karya di Indonesia.
"Untuk itu, ini kita dorong, kita bayar HBO untuk datang ke Bali. Kita bayar untuk hotelnya, krunya, dan itu lebih efektif. Dan kita lihat data seperti di Australia ketika mereka membuat film tentang Indonesia dampak ekonominya menciptakan 13 ribu bisnis baru," kata dia.
Odo menyebutkan ada tiga tantangan yang dihadapi Indonesia untuk meningkatkan pariwisata dalam negeri. Tiga tantangan tersebut yakni perizinan, insentif, dan kualitas infrastruktur dan aksesibilitas.
Terkait perizinan, dia menjabarkan, kegiatan yang menyertakan 20 hingga 30 ribu orang di Indonesia sangat panjang.
Setidaknya, promotor harus melalui delapan tahapan, berurusan dengan banyak pihak, dan kadang kala baru mendapatkan perizinan di H-1 kegiatan. Hal inilah yang membuat promotor enggan mengadakan acara besar di Indonesia, padahal potensi perekonomian dari kegiatan tersebut sangat besar.
"Ini mengakibatkan banyak orang Indonesia bepergian ke Singapura, Australia, Bangkok, karena konser-konser lebih banyak diselenggarakan di Singapura daripada di Indonesia karena untuk promotor mendapatkan kualitas event yang bagus membutuhkan proses yang lama," katanya.
"Dan ini yang kita ingin ubah dengan men-streamline (menyederhanakan) menjadi satu pintu sehingga memberikan kepastian bagi industri pariwisata untuk menyelenggarakan event-event," kata Odo.
Baca juga: 4 Lokasi MV TXT 'Sugar Rush Ride' di Bali |
***
Artikel ini sudah lebih dulu tayang di CNBC. Selengkapnya klik di sini.
Simak Video "Langkah Pemerintah Usai 'The Last of Us' Tak Dapat Izin Syuting di Jakarta"
[Gambas:Video 20detik]
(fem/fem)