Usai kerusuhan yang menelan korban jiwa, destinasi wisata tp dunia di Peru Machu Picchu ditutup. Belum juga pulih dari pandemi, kini merana lagi.
Sebelum pandemi, Machu Picchu dikunjungi 4,5 juta wisatawan setiap tahunnya. Namun saat Covid-19 melanda dunia, destinasi dari zaman Inca Maya itu tutup.
Pelaku wisata yang selama berpuluh tahun menggantungkan nasib kepada Machu Picchu pun menjerit. Mereka dilanda ketakutan tak bisa makan karena penghasilan mereka dari turis hilang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah adanya pelonggaran dan dibuka secara terbatas, perlahan pelaku wisata di Machu Picchu memasang harapan. Berharap kondisi bisa seperti dulu, ramai wisatawan.
Namun, saat harapan tengah dijunjung, tiba-tiba terjadi kerusuhan yang menghancurkan pariwisata Peru, termasuk Machu Picchu. Selama berminggu-minggu bentrokan terjadi dan menyebabkan 48 orang tewas dalam bentrokan antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan sejak 7 Desember.
![]() |
Seharusnya, pariwisata bisa pulih di tahun 2022 dan 2023. Tapi dengan adanya kerusuhan ini, sepertinya kondisi pulih ini semakin jauh. Para pekerja wisata kembali kecewa dan meratapi nasib. Situs terkenal yang memikat wisatawan dunia, Machu Pichu kembali ditutup.
"Lihat, tidak ada siapa-siapa. Kosong," keluh Juan Pablo Huanacchini Mamani, salah satu pelaku wisata Peru yang bekerja di situs Ollantaytambo, seperti dikutipdari AFP, Selasa (31/1/2023).
Huanacchini telah bekerja di industri pariwisata di situs yang menjadi gerbang ke Machu Picchu ini sejak dia kecil. Sekarang situs Ollantaytambo yang biasanya menerima 4.000 pengunjung setiap hari kini sepi.
Mengenakan helm, ikat pinggang, baju besi berlapis emas, dan sandal, Huanacchini menatap kosong dari reruntuhan Ollantaytambo Inca di Peru. Kostum prajurit Inca miliknya berkilau di bawah sinar matahari, tetapi pria berusia 48 tahun itu tidak merasakan kegembiraan.
Informasi untuk traveler, Ollantaytambo adalah sebuah desa di Lembah Suci Peru selatan, terletak di Sungai Urubamba di tengah pegunungan yang tertutup salju. Di sini kamu akan melihat warga lokal berpakaian warna-warni dan berjalan dengan alpaka berwarna cerah.
Terletak sekitar 60 kilometer dari Cusco, Ollantaytambo sebagai ibu kota Inca lama yang bertindak sebagai pusat bagi mereka yang mengunjungi Machu Picchu. Di sini juga memiliki reruntuhan benteng Inca menakjubkan, walau tidak spektakuler seperti yang ada di Machu Picchu.
![]() |
Tetapi pengunjuk rasa mengizinkannya untuk dibuka hanya pada akhir pekan, ketika hampir 100 turis berkunjung. Penghalang jalan, penutupan bandara, dan penangguhan layanan kereta api yang melayani Machu Picchu telah membuat wisatawan khawatir mengunjungi daerah tersebut karena takut terdampar.
"Kami sangat sedih. Kami hidup dari pariwisata, jika tidak ada pariwisata...." kata Huanacchini.
"Kami hidup dari hari ke hari. Kadang-kadang saya mendapatkan 100 sol (26 sen). Bagaimana saya akan mendapatkan sesuatu jika tidak ada seorang pun? Ini adalah krisis yang mengerikan," dia menambahkan.
Menurut kementerian pariwisata, kerusuhan tersebut merugikan negara 25 juta sol per hari dengan tingkat hunian hotel turun 83 persen.
Halaman berikutnya >>> Ribuan pekerja wisata resah
Pariwisata jatuh bebas seperti 'sudah jatuh ditimpa tangga'
Direktur pariwisata regional Cusco Abel Alberto Matto Leiva mengatakan 75 persen dari satu juta penduduk Cusco bekerja secara langsung atau tidak langsung di bidang pariwisata. Sebanyak 9.000 pemandu, 5.000 kuli (trekking), 2.500 agen perjalanan, dan seluruh rantai usaha yang terdiri dari hotel, restoran, taksi.
Sekitar 20.000 orang menganggur tetapi angka itu diperkirakan akan tumbuh enam kali lipat pada bulan Maret. Di Cusco, banyak hotel dan restoran tutup untuk menghemat biaya. Di pasar turis yang dekat dengan alun-alun di Cusco, sebagian besar kios tutup.
Para pedagang souvenir juga menjerit. Mereka tidak punya pendapatan dan terpaksa bertahan dengan tabungan yang tidak seberapa.
Simak Video "Melestarikan Penyu dengan Melepasnya ke Laut di Pantai Swarnadwipa, Padang "
[Gambas:Video 20detik]
(sym/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia