TRAVEL NEWS
Ahli Kimia yang Lahirkan Warna Merah Khas Batik Lasem

Warna merah jadi kekhasan batik asal Lasem. Namun, pewarnaan itu disempurnakan oleh seorang ahli kimia ini.
Batik Tiga Negeri dikenal dengan perpaduan batik khas dari tiga daerah yakni Pekalongan, Lasem dan juga Solo. Meski memadukan kekhasan dari berbagai daerah ternyata, batik jenis ini tidak dibuat tidak dibuat di Pekalongan atau di Lasem, melainkan di Kota Solo.
Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Sumartono salah satu penerus pembuatan Batik Tiga Negeri di Solo. Pria yang akrab disapa Martono ini menyampaikan meski identik dengan batik khas Pekalongan, Lasem, dan Solo, namun pembuatan batik ini tidak dibuat di tiga wilayah itu.
"Dulunya keluarga Tjoa membeli kain batik yang sudah jadi dari Lasem, kemudian disempurnakan lagi di Solo hingga menjadi Batik Tiga Negeri. Jadi batik itu dibuatnya di Solo," urainya kepada detikJateng saat ditemui di kantornya, Kamis (19/1/2023).
Mengenai warna merah khas Batik Tiga Negeri, Martono menjelaskan, warna itu didapatkan dari formula yang dibuat oleh sang ayah. Dulunya, ayah Martono merupakan lulusan kimia di Inggris.
Selanjutnya, sang ayah mencari formula untuk warna merah yang akhirnya menjadi sebuah kekhasan dari Batik Tiga Negeri ini.
"Ayah saya lulusan kimia di Inggris, setelah pembatik di Lasem mulai berkurang, ayah saya menemukan formula untuk membuat warna merahnya itu," ucapnya.
Batik Tiga Negeri dulu menjadi jenis batik favorit masyarakat Sunda. Saking banyaknya warga Sunda yang menggemari batik ini, menjadikannya sebagai lambang status sosial seseorang.
"Di Sunda, Batik Tiga Negeri menjadi simbol kelas sosial. Misal mereka mau melamar pengantin itu tinggal dihitung berapa kain batik tiga negerinya. Kalau semakin banyak, mereka orang terpandang," kata Martono.
Bahkan bayi yang diselimuti dengan Batik Tiga Negeri menunjukkan identitas jika bayi itu dari keluarga yang terpandang. Tak hanya sebagai status sosial, penggunaan Batik Tiga Negeri ini juga memiliki kepercayaan lainnya di masyarakat Sunda.
Baca artikel selengkapnya detikJateng
Simak Video "Siti Laela, Pertahankan Eksistensi Betawi dengan Batik"
[Gambas:Video 20detik]
(msl/msl)