Welcome d'travelers !

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau

ADVERTISEMENT

Rabu, 08 Feb 2023 19:45 WIB

TRAVEL NEWS

Selamat Jalan Mbah Tobron, Seniman Reog Legendaris Tutup Usia

Putu Intan
detikTravel
Sesepuh Reog Ponorogo Ahmad Tobroni atau Mbah Tobron
Sesepuh Reog Ponorogo Ahmad Tobroni atau Mbah Tobron meninggal dunia (Foto: Putu Intan/detikcom)
Jakarta -

Seniman Reog Ponorogo nan legendaris yaitu Mbah Tobron tutup usia. Ia mendedikasikan diri untuk kesenian itu hingga akhir hayatnya.

H. Ahmad Tobroni atau akrab disapa Mbah Tobron dikabarkan menghembuskan napas terakhir pada Selasa, 7 Februari 2023 pukul 23.30 WIB di kediamannya di Jalan Ponorogo-Solo KM 10 Kota Ponorogo.

Berdasarkan informasi yang diterima detikTravel dari keluarganya, Mbah Tobron dimakamkam hari ini di Pemakaman Senyamplung Cokromenggalan Ponorogo. Mbah Tobron meninggal dunia di usia 85 tahun.

Mbah Tobron merupakan tokoh sesepuh yang terkenal di Ponorogo berkat kesungguhannya dalam melestarikan Reog Ponorogo. detikTravel sempat mewawancarainya pada Oktober 2022 untuk mengetahui makna Reog Ponorogo serta peran Mbah Tobron memperkenalkan Reog Ponorogo hingga kancah internasional.

Kala itu, Mbah Tobron dalam kondisi sakit. Kakinya lumpuh sehingga ia hanya mampu berbaring di kasur.

Sesepuh Reog Ponorogo H. Ahmad Tobroni atau Mbah TobronSesepuh Reog Ponorogo H. Ahmad Tobroni atau Mbah Tobron (Putu Intan/detikcom)

Selain itu, ia bernapas dibantu selang oksigen dari tabung. Istrinya berkata, kondisi Mbah Tobron menurun sejak terkena COVID-19.

Meskipun begitu, Mbah Tobron masih semangat bercerita. Ingatannya masih tajam sehingga ia sanggup menceritakan perjalanannya melestarikan Reog Ponorogo.

Ketertarikannya terhadap reog sudah dimulai sejak ia masih duduk di bangku Sekolah Rakyat Nahdatul Ulama.

"Mulai tahun 1942 saya senang reog," kenangnya.

Kala itu ia mendengar alunan gamelan yang membuatnya hatinya bergetar. Ia selalu ingin mendekati reog setiap mendengar suara tersebut.

"Akhirnya semakin bertambah umur, pada tahun 1948 saya mulai mengenal reog, karena usia sudah kelas 5 SD," kata dia.

Saat itu, Mbah Tobron mulai mengerti pertunjukan reog dan mampu menilai pertunjukan hingga pemain reog yang bagus. Mbah Tobron juga sempat menjadi gemblak, sosok anak laki-laki yang menemani warok, untuk kemudian dididik menjadi penari jathil.

"Saya dari dulu senang jathil. Jathil dulu idolanya warok. Saya jadi jathil 2 tahun dengan Mbah Mardi Dunopati," ujarnya.

Ketika itu, Mbah Tobron merasa senang karena dibonceng sepeda, diajak menonton pertunjukan reog, wayang hingga menonton bioskop. Menurutnya, sosok gemblak ini punya tugas untuk menyenangkan hati para warok.

"Dia sebagai penghibur waroknya," kata dia.

Kemudian pada tahun 1956, Mbah Tobron kuliah di Yogyakarta. Ia baru menekuni reog lagi saat kembali ke Ponorogo pada 1959.

Setelah menikah dan berbisnis batik, Mbah Tobron membentuk grup reog. Dirinya juga aktif dalam organisasi reog. Ia bahkan menjadi salah satu koordinator Reog Ponorogo hingga 2021.

Semasa aktif, Mbah Tobron beberapa kali singgah ke Amerika Serikat untuk mempromosikan Reog Ponorogo. Salah satu kenangannya saat datang ke Suriname sekitar tahun 1976. Kala itu, ia mengajari warga Suriname menari reog.

"Sebagai Ketua Inti, Insan yang Taqwa Ilahi, saya berangkat ke Pasadena Amerika, waktu itu ada karnaval bunga. Sekitar tahun 1976. Terus saya dikirim ke Suriname. Selama 70 hari melatih reog karena waktu itu Pak Harto datang menyerahkan bantuan rumah joglo," ia bercerita.

Pak Harto sampai heran, orang sana kok bisa (menari reog). Lah orang sana lebih gemulai lho," ujarnya.

Selama kurang lebih 80 tahun, Mbah Tobron mencintai reog. Orang-orang banyak menyebutnya sebagai warok namun ia enggan dipanggil demikian.

"Warok ya orang biasa dalam kelompok komunitas reog. Orang yang mempunyai pikiran maju dinamakan warok. Kalau dalam komunitas Islam, orang maju dinamakan kyai. Jadi semua itu sama saja asalkan ikhlas," ucapnya.

Sebelum pergi untuk selamanya, Mbah Tobron sempat menyampaikan harapannya untuk kesenian Reog Ponorogo. Ia ingin kesenian ini tetap mempertahankan nilai-nial luhurnya di tengah gempuran zaman.

"Reog tampilan panggung dipakai sebagai pedoman dasar. Tapi kalau dikembangkan anak-anak muda sekarang, rusak. Main reog pakai celana sampai di sini (paha), terus saweran. Itu yang rusak. Kalau penguasanya tidak cepat sadar bahwa ini mengganggu stabilitas, anak muda akan terus seperti itu," pungkasnya.



Simak Video "Seniman Reog Legendaris Mbah Tobron Meninggal Dunia "
[Gambas:Video 20detik]
(sym/sym)
BERITA TERKAIT
BACA JUGA