Sepotong Kenangan Tentang Aji Rachmat, Ketua Sioux Ular Indonesia

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Sepotong Kenangan Tentang Aji Rachmat, Ketua Sioux Ular Indonesia

Whisnu Pradana - detikTravel
Kamis, 16 Feb 2023 16:06 WIB
Ketua Yayasan Sioux Ular Indonesia, Aji Rachmat (Dok pribadi)
Foto: Ketua Yayasan Sioux Ular Indonesia, Aji Rachmat (Dok pribadi)
Bandung Barat -

Ketua Yayasan Sioux Ular Indonesia, Aji Rachmat Purwanto meninggal dunia akibat digigit ular King Cobra. Semasa hidupnya, Aji dikenal sangat rendah hati.

Mendiang Aji meninggal dunia setelah digigit ulah King Cobra saat memberikan pelatihan snake rescue di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (14/2/2023) kemarin.

Di mata koleganya, sosok mendiang Aji dikenal sebagai pribadi baik. Ahmad Syauqi, salah satu anggota Muscle Sioux Bandung menyebut mendiang Aji orang yang rendah hati dan tidak sombong. Terlebih menyangkut soal pekerjaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jika ditanya bagaimana karakter orangnya, yang pertama beliau itu karakter orang yang rendah hati sekali. Beliau itu bukan orang yang otoriter dan one man show, tidak harus selalu dia yang mengisi," ujar Syauqi Rabu (15/2/2023) kemarin.

Sebagai seorang pendiri yayasan, Aji juga merupakan sosok yang senang berbagi pengetahuan dan pengalaman. Ia tak pelit ilmu dan menjadi guru bagi orang-orang di sekitarnya.

ADVERTISEMENT

"Jadi kita merasa memiliki guru yang tidak seperti guru. Kita bisa ngobrol bareng, sharing, diskusi. Gaya penyampaiannya seperti itu," tutur Syauqi.

Di balik segala kebaikannya, Aji ternyata dikenal sebagai sosok tegas mengacu pada aturan. Terlebih jika bersinggungan dengan anak-anak dan masyarakat awam sebagai orang yang sedang diedukasi.

"Jadi kita itu memiliki beberapa SOP. Jika yang dilatih merupakan anak-anak TK, SD, SMP atau masyarakat awam, maka kita tidak boleh memperkenalkan mereka untuk menyentuh dan memegang ular secara langsung, itu SOP yang selalu beliau tekankan," ucap Syauqi.

"Kemudian jika level pelatihannya naik, maka prosedur-prosedur safety yang harus kita kerjakan itu beliau sangat tegas sekali. Seperti saat di suatu kegiatan terdapat beberapa kesalahan yang saya lakukan, beliau langsung menegur," tambahnya.

Kabar meninggalnya Aji bak petir di siang bolong. Sebab ia menaruh kekaguman pada mendiang Aji yang total menggeluti dunia ular dan perkembangan ilmu pengetahuannya

"Beliau ini konsen di dunia ular dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan tentang ular. Seperti penanganan dari segi medis merujuknya ke WHO, ke penanganan medis dokter-dokter yang memang konsen di bidang snake bite misalnya Dr. Tri Maharani," ujar Syauqi.

"Kemudian untuk ihwal anatomi tubuh ular beliau diskusi dengan dosen-dosen dan akademisi yang memang fokus di bidangnya. Jadi kami dengan Mas Aji itu belajar hal yang ilmiah dan bisa dipertanggungjawabkan secara keilmuan (herpetologis) dan itu yang membuat saya kagum," lanjut Syauqi.

Awal Kenal dengan Almarhum Aji Rachmat

Syauqi pun bercerita soal awal mula dirinya bisa kenal dengan Aji Rachmat Purwanto. Pada 2018 ia banyak berinteraksi dan punya kenalan relawan Sioux yang banyak menggelar kegiatan di Bandung.

"Jadi kita sering diskusi dan ketemu. Lalu di tahun 2019 saya mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Sioux, di situlah mulai mengenal lebih dekat dengan sosok almarhum," kata Syauqi.

Lalu pada 2020 ia berkesempatan diskusi langsung melalui pelatihan yang digelar di Bandung. Saat itu mendiang Aji hadir sebagai pengisi acara sekaligus menandai perjumpaan tatap muka pertama kali.

"Di tahun 2020 itu beliau secara spontan mempercayakan kepada saya sharing-sharing kepada peserta pelatihan," kata Syauqi.

"Kita sebagai orang-orang baru pun ketika memiliki kompetensi, dipersilakan mengisi kegiatan sharing yang selama ini telah dilakukan. Tentu berkaitan dengan ular baik itu rescue, edukasi ke sekolah-sekolah, ke komunitas, ataupun ke masyarakat," tambahnya.


------

Artikel ini telah naik di detikJabar dan bisa dibaca selengkapnya di sini.




(wsw/wsw)

Hide Ads