Tiket murah pesawat masih menjadi barang langka hingga saat ini. Seorang pengusaha dan lama berkecimpung di dunia penerbangan memberi masukan agar tarif batas atas dan bawah dihapuskan.
Karena, jika yang demikian dilakukan, semua pengusaha penerbangan akan memberi harga terbaik versi mereka. Dan, tiada lagi kecemburuan bila ada yang memberi harga promo.
"Sebetulnya apa yang diperlukan di Indonesia itu liberalisasi daripada rute penerbangan. Kemudian juga tidak boleh diadakan batas bawah atau batas atas," kata CEO Transvision, Peter F Gontha, dalam temu wartawan di Kemenparekraf, Senin (20/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semuanya harus berkompetisi secara terbuka," kata pria yang juga telah lama menggeluti dunia penerbangan.
"Sekarang ada perusahaan yang mengatakan batas bawahnya tidak boleh segini tidak boleh murah oleh karena yang lain merasa tersaingi," kata dia lagi.
Lebih lanjut, Peter menyebut bahwa maskapai di luar negeri berkompetisi dengan tidak hanya berdasar harga tiketnya. Namun, mereka mampu membuat traveler yang transit di bandara-bandara utama untuk mengeluarkan uang hingga jutaan rupiah.
"Tapi kita tentunya melihat ke satu hal, dimana kita perusahaan-perusahaan seperti Qatar, Etihad, Turkish, dan Emirat, bahwa mereka bukan mengambil keuntungan dari penerbangan, tapi mereka mengambil keuntungan dari adanya transit para penumpang yang ada di hub-hub tertentu," kata Peter.
"Karena setiap penumpang kalau diperhitungkan kalau mendarat atau transit, demikian juga di Singapura, akan belanja USD 300-500 per paxnya," dia menambahkan.
Para penumpang itu dikatakannya sudah nyaman dan akhirnya tergantung maskapai Timur Tengah dan akhirnya tak segan mengeluarkan uang saat transit. Ia juga menjelaskan bahwa meski avtur di sana murah, tapi untuk penerbangan tetap dipatok harga internasional.
"Jadi ini tentunya alat kita tergantung pada mereka. Di samping mereka sekarang yang berkuasa adalah negara Timur Tengah karena fuelnya sangat murah," terang dia.
"Tapi fuel price mereka itu tetap dihargai seperti harga internasional. Tapi karena mereka mengkalkulasikan bahwa setiap penumpang yang mendarat di situ menghabiskan sejumlah uang tertentu," ujar dia.
Faktor-faktor di atas mampu membuat harga tiket dari maskapai Timur Tengah menjadi lebih terjangkau. Sekali lagi, ia menyarankan adanya liberalisasi, jika ingin penerbangan di Indonesia menjadi lebih terjangkau.
"Makanya mereka bisa memurahkan harga tiketnya. Nah ini merupakan kendala dari kita yang harus kita pelajari," kata dia.
"Tapi saya rasa liberalisasi, TBA-TBB pasti banyak yang senang saya ngomong begini. Tapi itulah kenyataan itulah yang harus dihilangkan," dia menegaskan.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!