Saat ini dan esok hari sedang berlangsung Indonesia Event Management Summit (IVES) 2023. Dalam acara itu, disinggung pemerintah daerah yang hanya rapat dan rapat saja untuk menyerap anggaran.
Adalah Project Director IVES 2023, Andro Rohmana Putra, yang mengutarakannya. Ia menyebut bahwa ada lebih banyak cara yang baik untuk menggunakan anggaran negara, tak hanya swakelola.
"Ini kegelisahan kami, para pelaku event management. Yang pertama adalah kesempatan pelaku usaha terlibat dalam kegiatan event di daerah-daerah di Indonesia," kata Andro di JCC, Selasa (21/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Cukup banyak di daerah bahwa penyerapan anggarannya itu, mohon maaf, cukup banyak yang swakelola. Cukup banyak yang sifatnya hanya rapat. Sedangkan kami sebagai pelaku event perlu mengkreasikan daerahnya agar bisa mendatangkan banyak wisatawan," ujar dia.
"Jika di daerah memerlukan penyerapan anggaran, event ini jadi salah satu opsi. Karena padat karya, tentunya relevan dengan target Kemenparekraf untuk menciptakan 4,4 juta lapangan kerja baru. Juga meningkatkan PAD," kata dia lagi.
Selanjutnya, kedua, cukup banyak dalam penyelenggaraan event di daerah yang mungkin banyak menggunakan template. Sedangkan kreasi dan kreativitas di TOR sangat memungkinkan untuk dibuat lebih kreatif lagi.
"Ketiga, keterbatasan tempat kreativitas. Keempat, kebijakan di tempat hiburan. Kelima, cukup menjadi perhatian kami dari pelaku event, bahwa kami sangat sulit untuk mendapatkan akses permodalan," ujar dia.
Karena menurut dari sisi perbankan, industri event itu tidak rigid atau kuat untuk diberikan akses permodalan. Mereka membutuhkan pendukung kuat agar bisa mendapatkan masukan kementerian.
Batasi pekerja asing dan izin yang mahal
Selain lima hal di atas, Andro juga menyoroti tentang banyaknya pekerja asing yang ada di gelaran event besar di Indonesia. Kata dia, pelaku yang ada di Indonesia sudah mampu menyelenggarakan event berskala besar tanpa banyak bantuan dari asing.
Terakhir, perizinan masih menjadi hal yang sangat dikeluhkan oleh para pelaku event. Banyak di antara mereka harus mendapat izin itu di menit-menit akhir dan harganya sangat mahal.
"Keenam, penyelenggaraan event dapat dilakukan lebih profesional dan membatasi pelaku asing dalam pelaksanaannya yang kami temukan dalam event besar sebelumnya," ujar Andro.
"Ketujuh, adalah penyederhanaan proses perizinan dalam penyelenggaraan acara bisa lebih dipersingkat," kata dia.
"Potensi industri event itu padat karya. Bukan hanya proyek bangunan. Dalam event ini kami memiliki staf hingga 220 tenaga kerja hanya dari satu event konferensi seperti. Belum makanan yang ada di sini ada 450, berapa tenaga yang dilibatkan," kata dia.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda