Banyak Hotel di Bali Dijual, Sandiaga: Investor Tidak Mau Bangun dari Awal

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Banyak Hotel di Bali Dijual, Sandiaga: Investor Tidak Mau Bangun dari Awal

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikTravel
Kamis, 23 Feb 2023 18:36 WIB
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno ketika ditemui di BNDCC Nusa Dua, Bali pada Minggu (13/11/2022). Foto: Ni Made Lastri Karsiani Putri
Menparekraf Sandiaga Uno (Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikcom)
Badung -

Fenomena banyaknya hotel di Bali yang dijual disoroti Menparekraf Sandiaga Uno. Menurutnya, hal itu terjadi karena investor tak mau membangun hotel dari awal.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyebut banyak hotel di Bali dilirik oleh investor luar negeri karena mereka enggan membangun hotel dari awal.

"Banyak investor yang tidak mau bangun dari awal karena susah mencari lahan, dan mungkin akan memakan waktu empat sampai lima tahun (untuk hotel bisa beroperasi). Jadi, mereka cari yang sudah jadi dan beroperasi," ucapnya, ketika ditemui di Hotel Grand Hyatt Nusa Dua, Bali, Kamis (23/2/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sandiaga Uno mengaku, pemerintah akan mengawal jual beli hotel dengan para investor luar negeri. Pemerintah nantinya akan memberikan panduan agar kegiatan jual beli hotel yang ditawarkan kepada investor menjadi transparan.

"Kewajibannya kepada pemerintah, masyarakat, dan juga investor yang masuk juga memiliki komitmen terhadap pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Sandiaga menilai kegiatan jual beli hotel merupakan suatu fenomena bisnis. Dimana pasca pandemi COVID-19, tingkat hunian hotel mulai kembali terisi dengan wisatawan yang mulai berdatangan. Sehingga, menjadikan banyak investor menginginkan berinvestasi di Bali.

"Mungkin setelah dua-tiga tahun pandemi investasinya tidak dilakukan di Eropa, atau di Amerika, dan sekarang mereka mulai melirik Bali. Memang potensi hotel di Bali ini masih sangat-sangat cerah untuk ke depannya," akunya.

Sebelumnya, Ketua Aliansi Pelaku Pariwisata Marginal Bali, I Wayan Puspa Negara, mengaku tak heran dengan maraknya tren jual hotel di Bali. Menurut dia, jumlah kamar yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah kedatangan wisatawan.

"Tengoklah, jumlah kamar hotel di Bali mencapai 166 ribu sebelum pandemi. Sementara jumlah wisatawannya 52 ribu per hari. Jumlah kamar dibandingkan jumlah wisatawan kan tekor," ujarnya, Selasa (21/2/2023).

Karena itu, dia menilai jual beli hotel menjadi hal yang biasa, terutama di wilayah Legian, Badung. Setiap tahun, pasti ada saja hotel yang dijual.


-----

Artikel ini telah naik di detikBali dan bisa dibaca selengkapnya di sini.




(wsw/wsw)

Hide Ads