Ada pernikahan unik di Purworejo. 5 Pasang pengantin menikah bersama-sama dengan mas kawin 1 tusuk sate. Seperti apa kisahnya?
Pernikahan unik tersebut digelar di Pondok Pesantren Salaf API (Asrama Pendidikan Islam) Winong, Kecamatan Kemiri, Purworejo pada Rabu (22/2/2023).
Adapun para pengantin adalah Aziz Mu'alif (22) dan Dwi Etika (22), Aris Nurfauzi (28) dan Imroatul Hasanah (23), Ahmad Afik (24) dan Umi Syafiqoh (19), Ardiyanu (24) dan Lis Sururoh (21), serta Parianto Kurniawan (25) yang berpasangan dengan Koriah (23).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengurus ponpes, KH Nasihin Hamid menuturkan jika acara nikah bareng tersebut digelar dalam rangka memperingati 1 abad Nahdlatul Ulama (NU), khataman Al-Quran sekaligus menyambut Ramadan. Dengan semangat berkhidmat kepada NU, pihaknya juga mengharapkan barokah dari para pendiri NU.
"Ini kehendak Allah yang tidak lepas campur tangan Mbah Kiai Hasyim Ashari. Niat dari awal adalah ibadah dan ngalap berkah dari ulama sekaligus memperingati 1 abad NU, katam Alquran sekaligus menyambut Ramadan," kata KH Nasihin Hamid di sela-sela acara.
Ketua pelaksana acara nikah bareng unik, Ryan Budi Nuryanto mengungkapkan jika nikah dengan mahar satu tusuk sate kambing ini baru pertama kali ada di Indonesia. Sate yang digunakan sebagai mahar adalah Sate Winong yang merupakan makanan kuliner khas Kabupaten Purworejo yang berasal dari Desa Winong.
"Ini adalah yang pertama di Indonesia. Semoga dengan momentum ini para pengantin menjadi pasangan yang sakinah mawadah warahmah dan sekaligus bisa menaikkan level UMKM lokal dan potensi kuliner sate Winong menjadi daya tarik wisata lokal hingga internasional sehingga meningkatkan pendapatan masyarakat," urainya.
Tentunya, mahar dalam pernikahan itu tak hanya satu tusuk sate melainkan seperangkat alat salat dan juga cincin kawin. Semua fasilitas tersebut termasuk dekorasi, didapatkan dengan cuma-cuma alias gratis.
Sebelum ijab kabul dilaksanakan, kelima pasangan pengantin diarak keliling kampung dengan diiringi drum band dan musik rebana. Ribuan warga pun menyambut dengan penuh senyum antusias.
Setibanya di halaman ponpes, mempelai lelaki langsung menuju panggung sedangkan mempelai perempuan terpisah menuju ke rumah warga. Satu per satu pengantin lelaki duduk berhadapan dengan wali nikah untuk mengikrarkan ijab kabul.
Duduk di antara kerombong sate dan pelaminan dari kerajinan besek, ijab kabul pun diucapkan. Usai ijab kabul, mempelai laki-laki dan perempuan dipertemukan di atas panggung diiringi sorak sorai dan tepuk tangan hadirin. Kini, mereka telah sah menjadi pasangan suami istri.
-----
Artikel ini telah naik di detikJateng dan bisa dibaca selengkapnya di sini.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan