Sandiaga Buka Suara soal Isu Jual Beli Kepala Turis China

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Sandiaga Buka Suara soal Isu Jual Beli Kepala Turis China

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikTravel
Jumat, 24 Feb 2023 15:05 WIB
Chinese tourists arrive at Suvarnabhumi International Airport in Samut Prakarn province, Thailand, Monday, Jan. 9, 2023. Thailand is looking forward to hosting large numbers of vistors from China again after Beijing eased travel restrictions on Sunday. Chinese were about one-third of the total number of tourists visiting Thailand before the coronavirus pandemic, and the authorities hope they can help its lucrative tourism industry recover.(AP Photo/Sakchai Lalit)
Foto: Ilustrasi turis China (AP/Sakchai Lalit)
Badung -

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno buka suara terkait praktek 'jual-beli kepala' turis China di Bali.

Menurut Sandiaga, praktek tersebut menawarkan paket pariwisata dengan harga miring, asalkan mampu mendatangkan wisatawan dalam jumlah banyak.

Kata Sandiaga, praktek 'jual-beli kepala' turis itu hanya berfokus pada kuantitas kunjungan turis. Di sisi lain, ia menyebut sudah saatnya pariwisata Bali menekankan pariwisata yang berkualitas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita harus melihat bahwa kepulihan pariwisata ini harus berbasis kualitas. Jadi, bukan hanya jual beli kepala. Tapi, mereka (turis) datang ke sini untuk menikmati wisata di Indonesia yang sudah mendapatkan pengakuan dunia," kata Sandiaga Uno di Badung.

Sandiaga mengaku sudah bertemu dengan para pejabat di China. Ia juga menyampaikan keinginan Indonesia untuk mengembangkan pariwisata berkualitas.

ADVERTISEMENT

"Saya bicara dengan para pemimpin di China, ke depan fokus kita adalah pariwisata berkualitas dan berkelanjutan," imbuhnya.

Sebelumnya, praktEk 'jual-beli kepala' turis China juga mendapat sorotan dari Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati. Pria yang akrab disapa Cok Ace itu mengingatkan organisasi perangkat daerah (OPD) untuk menindak tegas praktik tersebut.

"Saya mendengar, ada banyak keluhan. Tidak hanya oleh masyarakat kita, tetapi juga oleh wisman China itu sendiri. Bahkan, sampai ke konjen China di Bali," kata Cok Ace saat rapat persiapan tata kelola destinasi pariwisata Bali bersama OPD dan stakeholders terkait di Kantor Gubernur Bali, Denpasar.

Cok Ace mengakui secara kuantitas, turis China tidak bisa dipandang sebelah mata. Terlebih, China menjadi salah satu penyumbang wisatawan tertinggi di Bali.

Meski begitu, Cok Ace tidak ingin terjebak dengan kuantitas wisatawan yang banyak, tetapi mengesampingkan kualitas. Ia meminta agen atau biro perjalanan untuk tidak banting harga hanya demi menarik jumlah wisatawan.

"Karena hal itu akan merugikan. Para wisatawan juga tidak bisa menikmati Bali dengan baik. Harus diantisipasi agar masalah (jual-beli kepala) tidak terulang," tandasnya.


-----

Artikel ini telah naik di detikBali dan bisa dibaca selengkapnya di sini.




(wsw/wsw)

Hide Ads